Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
VICE President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman menyatakan Pertamina berhasil memperkecil kerugiannya memasuki Semester II - 2020 setelah di Semester I - 2020 merugi Rp11 triliun.
Ia menjelaskan memasuki semester kedua 2020, kinerja operasional secara keseluruhan menunjukkan tren positif. Pada Juli 2020, Pertamina mencatat volume penjualan seluruh produk sebesar 6,9 juta Kilo Liter (KL) atau meningkat 5% dibandingkan Juni 2020 yang 6,6 juta KL.
Dari sisi nilai penjualan, pada Juli berada di kisaran US$3,2 miliar atau terjadi kenaikan sebesar 9% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$2,9 miliar.
“Salah satu shock yang dialami pada masa pandemi covid-19 adalah penurunan demand BBM. Namun seiring pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru dan pergerakan perekonomian nasional, tren penjualan Pertamina pun mulai merangkak naik. Kinerja kumulatif Juli juga sudah mengalami kemajuan dan lebih baik dari kinerja kumulatif bulan sebelumnya,” tegas Fajriah ketika dihubungi Jumat (28/8).
Menurutnya, pada periode Februari hingga Mei 2020 memang menjadi masa-masa terberat Pertamina dengan volume demand yang menurun tajam akibat pandemi covid-19.
Bahkan saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penurunan demand di kota-kota besar mencapai lebih dari 50%. Ditambah penurunan pendapatan di sektor hulu, total pendapatan Pertamina, yang tercantum dalam Laporan Keuangan Unaudited Juni 2020, turun hingga 20%.
Fajriyah juga menyampaikan dengan penurunan pendapatan yang signifikan, laba juga turut tertekan. "Pada pada Januari 2020, Pertamina masih membukukan laba bersih positif US$87 juta. Namun memasuki tiga bulan selanjutnya, mulai mengalami kerugian bersih rata-rata US$500 juta per bulan," kata Fajriyah.
Strategi perusahaan pun telah dijalankan dengan baik, lanjut Fajriyah, sehingga laba bersih pun beranjak naik sejak Mei sampai Juli 2020 dengan rata-rata sebesar US$350 juta setiap bulannya. Pencapaian positif ini akan terus mengurangi kerugian yang sebelumnya telah tercatat.
"Mulai Mei berlanjut Juli, dan ke depannya, kinerja makin membaik. Dengan laba bersih (unaudited) di Juli sebesar US$408 juta, maka kerugian kumulatif sampai dengan Juli dapat ditekan dan berkurang menjadi US$360 juta atau setara Rp5,3 Triliun. Dengan memperhatikan tren yang ada, kami optimistis kinerja akan terus membaik sampai akhir tahun 2020,” tandasnya. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved