Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Kilau Emas Hijau Bersanding dengan Emas Merah

Mediaindonesia.com
28/8/2020 10:57
Kilau Emas Hijau Bersanding dengan Emas Merah
Tanaman vanili yang dikenal dengan 'emas hijau' menjadi komiditi andalan yang diekspor ke Jepang.(Antara)

SEJUMLAH petani di beberapa daerah tetap giat dan tidak menyerah dalam pembudidayaan vanili, menjadi tantangan bagi para petani vanili agar 'emas hijau' ini dapat terus bersaing di pasar internasional. Pengembangan budi daya tanaman vanili menyusul permintaan pasar cenderung meningkat dan memiliki prospek yang cukup baik untuk mendorong pendapatan ekonomi.

Vanili termasuk ke dalam tujuh komoditas perkebunan yang saat ini memiliki potensi untuk peningkatan ekspor, dimana peningkatan produktivitas dan volume ekspor pada komoditas tersebut dilakukan melalui program Kementerian Pertanian, khususnya Program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah, dan Daya Saing (Grasida).

Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong petani agar dapat mengembangkan atau menggenjot produksi komoditas perkebunan termasuk vanili.

Guna mendukung ketersediaan vanili, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementan melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya sebagai instansi pemerintah, yang merupakan UPT Direktorat Jenderal Perkebunan memiliki tugas dan fungsi yang salah satunya untuk memberikan informasi dan pengawasan serta pengembangan komoditas perkebunan agar diperoleh kualitas yang bermutu atau produktivitas yang tinggi.

Pada awal bulan Juli lalu, BBPPTP Surabaya melakukan peninjauan ke lokasi yang bernama Sucen, sebuah desa yang terletak di lereng gunung Sindoro-Sumbing dengan ketinggian 600 sampai dengan 700 mdpl. Desa tersebut berada di Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah.

"Lolasi dengan melewati trek hamparan kebun kopi yang cukup menantang untuk sampai pada sebuah tempat yang disebut sebagai salah satu penghasil 'emas hijau' tujuan ekspor Jepang," kata C Masrik Amin Zuhdi, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Temanggung.

Salah satu perwakilan kelompok tani, Sudin mengungkapkan bahwa sudah tiga tahun terakhir Komunitas Petani Vanili (Kompeni) Sucen menjadi langganan eksportir Jepang, hal ini menjadi nilai tambah ekonomi bagi petani.

Akan tetapi keberhasilan tersebut dinodai dengan tindak pencurian terhadap tanaman yang mempunyai taksiran Rp 300 ribu/kg bobot basah menjadi ancaman. Berawal dari hal tersebut membuat Kompeni tidak hanya mengandalkan keuntungan dari panen saja, akan tetapi harus ada nilai tambah lain.

Sudin juga menuturkan, “Saat ini Kompeni sudah dapat melayani pemesanan bibit, akan tetapi hanya dapat melayani permintaan lokal karena terkendala aspek legalitas. Besar harapan dari kegiatan identifikasi yang berlangsung dapat menghasilkan legalitas terkait peredaran vanili milik petani Desa Sucen." 

Kegiatan identifikasi pun berlanjut dengan pengamatan langsung pada vanili yang ditanam di kebun milik beberapa anggota Kompeni. Cukup menarik ketika kegiatan identifikasi berlangsung karena vanili yang ditanam dikebun memiliki pola beraneka ragam. Mulai dari tumpangsari vanili di greenhouse tanaman hortikultura hingga tumpangsari pada pohon penaung kopi yang dirambatkan pada bariernya.

Sudin, yang juga merupakan pemilik kebun kopi yang ditanami vanili tersebut, mengatakan bahwa pola ini sebagai salah satu cara untuk mengelabui terhadap pencurian vanili disamping menambah nilai ekonomis dari hasil panen emas merah (kopi) tersebut.

Alasan lainnya, Lanjut Sudin, selain memudahkan pengawasan ketika perawatan kebun emas merah, lokasi yang cukup dekat dari rumah pemilik kebun menjadi salah satu faktor pertimbangan.

Berdasarkan dari peninjauan tim identifikasi tersebut, Endang, salah satu tim identifikasi menuturkan bahwa hasil yang diperoleh tim dari awal hingga akhir identifikasi di Kabupaten Temanggung diperoleh kesimpulan bahwa kecenderungan vanili yang ditanam oleh petani adalah varietas Vania 1 dan Vania 2.

Walaupun Endang mengakui ada beberapa tanaman mengalami perbedaan pertumbuhan namun tumbuh dan cenderung kembali ke ciri salah satu dari dua varietas yang telah menjadi binaan Kementerian Pertanian.

Menurut tim identifikasi, syarat untuk dikatakan sebagai klon unggul harapan baru masih perlu dipenuhi karena salah satu perubahan unsur genetiknya tidak bersifat stagnan.

Munir, selaku PBT BBPPTP Surabaya yang menjadi anggota tim identifikasi, mengatakan bahwa setelah teridentifikasi jelas, maka langkah selanjutnya adalah terkait aspek legalitas.

“Diperlukan kerja bersama agar peredaran benih vanili di Temanggung terjamin legalitasnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan salah satunya dengan pemanfaatan kebun vanili yang sudah ada dan dengan memperhatikan kesamaan lokasi geografis, maka persyaratan luas dapat dipenuhi dengan catatan mengikuti kaidah kebun sumber benih,” katanya.

Temanggung adalah sebuah daerah yang pada zaman Hindia-Belanda terkenal dengan kopi, tembakau, dan vanili sebagaimana tergambar pada lambang Kabupaten tersebut. Pasang-surut petani menikmati hasil bumi tersebut.

Perlahan ketiga komoditi yang memiliki nilai ekonomi tinggi tersebut mulai kembali menampakkan pesona keunggulan atau potensinya, dan inilah mengapa dikenal sebagai The Hidden Taste of Middle Java. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya