Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pemerintah Optimistis Kuartal III 2020 Membaik

Despian Nurhidayat
24/8/2020 06:00
Pemerintah Optimistis Kuartal III 2020 Membaik
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan.(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemerintah masih berharap dan berusaha sekuat tenaga agar pada kuartal III 2020 ini perekonomian Indonesia makin membaik.

“Kita masih berharap dan mencoba sekuat tenaga di kuartal III bisa lebih baik dengan melalui berbagai instrumen. Itu baru dari sisi aspek ekonominya dari statistik gross. Tapi kalau kita lihat dimensi lainnya, itu luar biasa dampaknya, yang tadi saya sebutkan sosial maupun usaha kecil menengah,” ujar Ani, begitu ia akrab disapa, dalam Pembukaan Kongres Kedua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) secara daring, Sabtu (22/8).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang mencapai Rp695,2 triliun menjadi wadah awal yang isinya masih bisa terus dikalibrasi. Misalnya, di Agustus ini, pemerintah menggelontorkan bantuan produktif untuk lebih dari 9 juta usaha kecil menengah. Pemerintah juga memberikan bantuan kepada pekerja yang gajinya di bawah Rp5 juta.

“Ini tujuannya supaya ekonomi enggak berhenti karena kalau begitu dia berhenti dan kemudian jatuh. Dalam hal ini, company-company menjadi bangkrut, suasana atau tantangannya akan jadi berbeda sama sekali. Jadi ini adalah yang tadi disebutkan dalam situasi struggle for survival. Kita all out menggunakan semua instrumen,” ucap Ani.

Saat ini, hal  yang bisa dipertahankan pemerintah adalah kemampuan bertahan hidup dari seluruh keseluruhan perekonomian Indonesia dan kegiatan masyarakat. Karena itu, pemerintah akan terus fokus pada pemulihan ekonomi dan penurunan angka covid-19.

“Kalau kita bicara tentang covid, kita bicara tentang ekonomi mengalami kontraksi itu aspek ekonominya. Kuartal I turun dari yang biasanya 5% jadi 2,97%, kuartal II bahkan kontraksi ke 5,3%. Di negara lain, kontraksinya bisa dalam sekali di atas belasan bahkan puluhan persen,” ungkapnya.

Sektor perumahan

Di kesempatan terpisah, Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menegaskan sektor properti menjadi salah satu tulang punggung penerimaan negara dan menjadi parameter penting dalam laju tingkat perekonomian Indonesia.

Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, pada 2019, sektor konstruksi dan properti mampu menyumbang penerimaan negara dari sisi perpajakam sebesar 6,4%.

“Namun, di awal tahun 2020 ini, penerimaan negara dari sektor konstruksi dan properti mengalami penurunan tajam dengan tren pertumbuhan tahunan negatif di kisaran -11%,” ungkapnya dalam Pembukaan Indonesia Properti Virtual Expo, Sabtu (22/8).

Meski demikian, Susyanto menegaskan pemerintah tetap meyakini sektor properti memiliki multiplier effect bagi sektor-sektor lainnya. Dengan adanya pembangunan properti di suatu daerah, pemerintah meyakini hal tersebut mampu mendorong dan meningkatkan perekonomian melalui perbaikan infrastruktur dan peningkatan akses produksi dan distribusi barang dan jasa. “Yang pada gilirannya nanti juga akan ikut menyumbang geliat ekonomi bagi UMKM yang saat ini jadi perhatian pemerintah,” sambung Susyanto.

Ia menegaskan pemerintah berencana memberikan pinjaman sebesar Rp650 miliar pada Perum Perumnas sebagai modal kerja untuk program rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. (E-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik