Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PRESIDENT/SENIOR Advisor at ASEAN International Advocacy Shanti Shamdasani mengatakan pemerintah Indonesia perlu mempertimbangkan opsi mencetak uang agar pemulihan perekonomian berjalan cepat.
“Saat ini pemerintah harus juga memikirkan untuk mencetak uang karena stimulus program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih lamban untuk turun ke publik,” kata Shanti saat Webinar Meramu Resep Menghadapi Ancaman Resesi Ekonomi dalam Forum Diskusi Denpasar 12 di Jakarta, kemarin.
Shanti mengatakan mencetak uang bisa menggalakkan proyek yang nantinya menyerap tenaga kerja dan menghidupkan perputaran keuangan di tengah masyarakat.
“Kembali lagi, uangnya dari mana untuk menjalankan proyek? Jadi saya ingin melontarkan pemikiran sudah saatnya melakukan pencetakan uang,” ujarnya.
Shanti mengkhawatirkan program PEN yang digelontorkan pemerintah tidak sampai ke masyarakat. Ini menurut dia bisa memicu kerusuhan sosial (social unrest).
“Takutnya stimulus (PEN) ini diturunkan, tapi tidak sampai ke masyarakat. Maka akhir tahun ini bisa jadi social unrest (kerusuhan) karena masyarakat merasa stimulus ratusan triliun masuk ke kantong 2-3 orang,” tambahnya.
Perihal akan terjadi inflasi jika mencetak uang, dia mengingatkan bahwa pemerintah sudah terlatih untuk menanganinya.
“Risiko di mana pun pasti ada, tapi risiko yang kita kenali cara mengatasinya harus kita pilih,” pungkasnya. (Iam/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved