Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sukses mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) Obligasi Berkelanjutan IV Bank BTN Tahap I Tahun 2020 sebanyak 1,8 kali
pada periode penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung pada 10-23 Juli 2020.
Kelebihan permintaan tersebut menjadi sinyal positif bagi Bank BTN di tengah pandemi covid-19. Dana hasil penawaran nantinya akan digunakan untuk memperkuat
ekspansi bisnis perseroan.
Bank BTN mencatat penawaran yang masuk mencapai Rp2,78 triliun untuk obligasi berkelanjutan dengan nilai pokok sebesar Rp1,5 triliun.
“Di tengah pandemi ini, oversubscribed menjadi sinyal positif bagi Bank BTN karena membuktikan kepercayaan investor masih tinggi terhadap kinerja bisnis kami,”
ungkap Direktur Finance, Planning, and Treasury Bank BTN Nixon LP Napitupulu di Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut, Obligasi Berkelanjutan IV Bank BTN Tahap I Tahun 2020 tersebut ditawarkan dalam tiga seri. Nixon merinci obligasi seri A bertenor 370 hari dengan kupon 6,75%
sebesar Rp577 miliar, seri B bertenor 3 tahun dengan kupon 7,80% sebesar Rp727 miliar, dan seri C bertenor 5 tahun dengan kupon 8,40% sebesar Rp196 miliar.
Penawaran umum obligasi tersebut direncanakan akan berlangsung pada 13 Agustus 2020. Obligasi Berkelanjutan IV Bank BTN Tahap I Tahun 2020 ini juga akan tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diperdagangkan di pasar sekunder pada 24 Agustus 2020.
Nantinya, kata Nixon, dana segar yang terkumpul dari penerbitan surat utang tersebut akan digunakan untuk memperkuat ekspansi pembiayaan perumahan.
“Tentunya hal ini juga sejalan dengan upaya kami mendukung program Satu Juta Rumah milik pemerintah yang bertujuan menyediakan rumah murah dan terjangkau
bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
Untuk mendukung penerbitan obligasi tersebut, Bank BTN menunjuk empat perusahaan penjamin emisi, yaitu Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Indopremier
Sekuritas, dan CIMB Niaga Sekuritas. Obligasi ini memperoleh peringkat AA+ (double A plus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Penyalur tertinggi
Terkait pembiayaan perumahan, Bank BTN merupakan salah satu bank penyalur atau pelaksana dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Dalam hal ini, BTN
menjadi penyalur tertinggi.
Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) melalui Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP), BTN merupakan bank pelaksana FLPP dengan penyaluran tertinggi sebanyak 39.939 unit, disusul Bank BNI 7.682 unit, Bank BTN Syariah 6.591 unit, BRI Syariah 5.752 unit, Bank BJB 2.990 unit.
Kemudian Bank Mandiri sebanyak 1.415 unit, Bank NTB sebanyak 1.101 unit, Bank Sumselbabel 991 unit, dan sisanya bank pelaksana lainnya.
Direktur PPDPP Arief Sabaruddin mengatakan bahwa setelah dilakukan evaluasi bank untuk triwulan II tahun 2020, telah terdapat 13 bank pelaksana yang turun kuota dan 11
bank pelaksana yang mendapat penambahan kuota.
“Kami berharap dengan evaluasi yang dilaksanakan, semua konsisten dan komit dalam menjalankan kesepakatan yang ada,” ujar Arief.
Dana FLPP TA 2020 yang disalurkan Kementerian PUPera per 7 Agustus 2020 telah mencapai Rp8,004 triliun atau mencapai 76,97% dari target 2020 sebesar Rp11
Triliun untuk 78.896 unit rumah. (Ant/E-3)
Bank BTN Cabang Nusa Tenggara Timur (NTT) menargetkan pembangunan rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 800 unit selama 2025.
Sepuluh developer ini mencatat kontribusi signifikan dengan total realisasi kredit mencapai Rp1,7 triliun, setara 50% dari total KPR Non Subsidi yang disalurkan BTN
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan pihaknya sangat serius untuk menyukseskan program perumahan nasional pemerintah.
Tahun ini, stok milik pengembang yang bekerja sama dengan BTN jika ditotal sudah mencapai 500 ribu unit lebih.
Dalam catatan BTN, saat ini terdapat lebih dari 38 ribu rumah yang sertifikatnya belum terselesaikan oleh developer. Rumah-rumah tersebut melibatkan 4.000 proyek.
BANK Tabungan Negara (BTN) menyusun skema pembiyaan kredit perumahan rakyat (KPR) bagi pekerja sektor informal. Seperti tukang cukur, ojek online, dan lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved