Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk menawarkan obligasi sebesar Rp1,5 triliun guna mendukung ekspansi kredit perseroan.
“Obligasi ini sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) BTN 2020-2022, yang akan digunakan perseroan untuk memperkuat bank dalam mengembangkan bisnis pembiayaan perumahan,” kata Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury pada acara Investor Gathering Obligasi Berkelanjutan IV BTN di Jakarta, kemarin.
BTN telah membuka penawaran sejak 10 Juli lalu dan berakhir pada hari ini. Target dari obligasi berkelanjutan tahap IV itu, menurut Pahala, ialah para pemilik atau pengelola dana baik perbankan, manajer investasi, maupun dana pensiun.
Pahala optimistis bahwa pasar dapat menyerap obligasi yang ditawarkan BTN sesuai dengan target Rp1,5 triliun.
Direktur Finance, Planning, and Treasury BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan obligasi yang diterbitkan terdiri dari tiga seri.
Obligasi seri A dengan tenor 370 hari memiliki indikasi kupon sebesar 6,25%-7,15%, seri B dengan tenor tiga tahun memiliki indikasi kupon 7,40% hingga 8,40%, dan seri C dengan tenor lima tahun menawarkan indikasi kupon di rentang 7,90% hingga 8,90%.
Indikasi kupon tersebut, menurut Nixon, lebih menarik jika dibandingkan dengan surat utang negara (SUN) dengan tenor yang sama. Sebagai informasi, per 8 Juli 2020, berdasarkan data Bloomberg, SUN dengan tenor satu tahun memiliki yield 4,79%, sementara tenor tiga tahun sebesar 6,05%, dan SUN tenor lima tahun memiliki yield sebesar 6,45%.
BTN tercatat telah menerbitkan obligasi berkelanjutan I, II, dan III, yang selalu mendapat sambutan baik dari investor. Pada 2012 dan 2013, obligasi berkelanjutan I sukses meraih pendanaan sebesar Rp4 triliun. Obligasi berkelanjutan II yang terbit periode 2015 dan 2016 meraup dana Rp6 triliun. Sementara itu, obligasi berkelanjutan III yang berlangsung 2017 dan 2019 meraih total dana Rp9,14 triliun.
Sejak 1989, BTN telah sukses menerbitkan obligasi sebanyak 23 kali, termasuk junior global bond sebesar US$300 juta yang oversubscribed lebih dari 13 kali pada awal tahun ini.
Emiten dengan kode saham BBTN itu per Juni 2020 mencatat rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) di atas 125% lebih baik jika dibandingkan dengan posisi Juni 2019 sebesar 105,5%. (RO/E-1)
Bank BTN Cabang Nusa Tenggara Timur (NTT) menargetkan pembangunan rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 800 unit selama 2025.
Sepuluh developer ini mencatat kontribusi signifikan dengan total realisasi kredit mencapai Rp1,7 triliun, setara 50% dari total KPR Non Subsidi yang disalurkan BTN
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan pihaknya sangat serius untuk menyukseskan program perumahan nasional pemerintah.
Tahun ini, stok milik pengembang yang bekerja sama dengan BTN jika ditotal sudah mencapai 500 ribu unit lebih.
Dalam catatan BTN, saat ini terdapat lebih dari 38 ribu rumah yang sertifikatnya belum terselesaikan oleh developer. Rumah-rumah tersebut melibatkan 4.000 proyek.
BANK Tabungan Negara (BTN) menyusun skema pembiyaan kredit perumahan rakyat (KPR) bagi pekerja sektor informal. Seperti tukang cukur, ojek online, dan lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved