Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dolar Terkoreksi dan Mata Uang Berisiko Naik

Antara
23/6/2020 08:21
Dolar Terkoreksi dan Mata Uang Berisiko Naik
Dolar AS melemah dan mata uang berisiko lebih tinggi termasuk dolar Australia melonjak pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).(ANTARA)

DOLAR AS melemah dan mata uang berisiko lebih tinggi termasuk dolar Australia melonjak pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor fokus pada prospek pemulihan ekonomi yang mungkin terjadi dari pandemi virus korona.

Para investor membeli mata uang berisiko bahkan setelah tanda-tanda kemunduran dalam pertempuran untuk menahan virus korona.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan rekor peningkatan dalam kasus virus korona global pada Minggu (21/6) dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan menunjukkan kenaikan terbesar.

Pada Jumat (19/6) Apple Inc mengatakan akan menutup sementara beberapa toko lagi di Florida, Arizona, South Carolina, dan North Carolina karena wabah baru di negara-negara bagian AS.

"Pasar melihat ke depan untuk paruh kedua tahun ini, ketika mengharapkan pemulihan akan dimulai dengan sungguh-sungguh," kata Analis Senior Pasar Western Union Business Solutions, Joe Manimbo, di Washington. 

"Kepastian benar-benar lemah, jadi sentimen tentu saja dapat mudah berubah, tetapi untuk saat ini pasar mengambil pandangan dari kaca setengah penuh."

Data ekonomi yang kuat telah meningkatkan harapan ekonomi akan bangkit kembali dengan cepat dari penutupan bisnis untuk membendung penyebaran virus.

Baca juga: Kenaikan Kasus Covid-19 Picu Penguatan Emas Berjangka

Ahli Strategi Valas ING, Francesco Pesole, mengatakan para investor mengamati sejauh mana kasus-kasus baru mengarah pada tindakan penguncian yang lebih ketat.

"Jika pasar mulai membuat koneksi bahwa lebih banyak kasus akan secara otomatis menyiratkan penguncian baru maka jelas itu akan menjadi jauh lebih sensitif terhadap puncak baru dalam hal gelombang kedua," kata Pesole.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,64% menjadi 97,06.

Euro menguat 0,72% terhadap dolar menjadi 1,1256, naik dari posisi terendah dua setengah minggu terakhir.

Pada Jumat (19/6/2020) para pemimpin Uni Eropa sepakat bahwa tindakan mendesak diperlukan untuk mengangkut ekonomi mereka dari resesi terdalam sejak Perang Dunia Kedua, tetapi tidak membuat kemajuan pada rencana stimulus besar-besaran yang telah memecah belah mereka selama berminggu-minggu.

Mata uang berisiko tampak unggul dengan dolar Australia melonjak 1,21% menjadi 0,6915 dolar terhadap greenback.

Membesarkan hati pembeli dolar Australia, Gubernur bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe mengatakan kenaikan mata uang baru-baru ini bukan masalah dan dampak pandemi tidak akan seburuk yang dikhawatirkan.

Ukuran lebih luas posisi dolar pada Jumat (19/6) menunjukkan spekulan meningkatkan taruhan jangka pendek mereka terhadap greenback  menjadi yang terbesar sejak Mei 2018, pada US$16,27 miliar. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya