Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
BADAN Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2020 mengalami surplus US$2,1 miliar jika dibandingkan dengan di April 2020 dengan nilai ekspor US$10,53 miliar dan impor US$8,44 miliar.
Meski demikian, kondisi surplus itu masih belum menggembirakan karena nilai ekspor dan impor sama-sama turun. Nilai ekspor turun sebesar US$10,53 miliar, sementara impor sebesar US$8,44 miliar.
“Terciptanya surplus ini kurang menggembirakan karena ekspor tumbuh negatif, begitu juga impor yang turun curam,” kata Kepala BPS Suhariyanto saat konferensi pers, kemarin.
Ia menambahkan bahwa nilai ekspor pada Mei 2020 turun 13,40% ika dibandingkan dengan di April 2020 dan turun 28,95% jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Mei 2019. Sementara itu, nilai impor pada Mei 2020 turun 32,65% jika dibandingkan dengan di April 2020. Demikian juga apabila dibandingkan dengan di Mei 2019, turun 42,20%.“Penurunan ekspor ini terendah sejak Juli 2016, yaitu US$9,6 miliar,” ujar Suhariyanto.
Hal tersebut terjadi karena negara-negara tujuan ekspor mengalami pelemahan ekonomi serta pengurangan aktivitas sosial dan ekonomi akibat pandemi covid-19.
Dengan demikian, sambung Suhariyanto, meski terjadi surplus pada Mei 2020, tetap perlu diwaspadai karena terjadi penurunan ekspor dan impor, terutama menurunnya impor bahan baku dan barang modal.
“Penurunan impor bahan baku dan barang modal perlu betul-betul diwaspadai akan berpengaruh terhadap aktivitas industri di dalam negeri dan perdagangan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Jumat (12/6), Bank Indonesia (BI) memprediksi neraca perdagangan pada Mei 2020 akan berbalik menjadi surplus secara signifikan dan menopang perbaikan defisit transaksi berjalan menjadi di bawah 2% dari produk domestik bruto tahun ini.
“Neraca perdagangan pada Mei diperkirakan akan mengalami surplus signifikan sejalan dengan proyeksi BI yang memprakirakan defisit transaksi berjalan 2020 akan menurun menjadi di bawah 2% produk domestik bruto (PDB) dari prakiraan sebelumnya, 2,5%-3,0% PDB,” kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Nanang Hendarsah. (Wan/Ant/E-2)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai impor Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai US$96,60 miliar.
NERACA perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Mei 2025 sebesar US$4,30 miliar.
BPS memperkirakan produksi beras Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2025 mencapai 29,97 juta ton, naik 14,09%.
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved