Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
HAMPIR semua negara di dunia merasakan begitu hebatnya dampak pandemi virus korona terhadap ketahanan pangan. Bahkan sampai muncul isu akan terjadinya krisis pangan, akibat terbatasnya aktivitas produksi dan distribusi, karena adanya pembatasan sosial.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat melakukan berbagai upaya dan terobosan di tengah pandemi Covid-19 dan ancaman krisis pangan dunia serta prediksi musim kemarau.
Beberapa langkah antisipasi tersebut, disampaikan dalam berbagai kesempatan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), antara lain gerakan percepatan tanam padi, pengembangan lahan rawa, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan beras pemerintah dan lumbung pangan masyarakat.
Selain itu, juga dukungan infrastruktur fisik dan non fisik seperti irigasi, jalan usaha tani, Kredit Usaha Rakyat (KUR) alsintan dan pasca panen, asuransi usahatani, serta sistim logistik dan distribusi.
"Kunci keberhasilan adalah tersedianya air, benih serta pupuk yang cukup dan tepat waktu," ujar Mentan SYL.
Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi mengungkapkan, ketersediaan beras nasional hingga akhir 2020 diperkirakan aman dan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
“Terhadap 11 komoditas bahan pangan pokok sampai dengan Desember umumnya aman. Artinya bahwa dari stok yang ada kemudian dari produksi berjalan pada semester pertama serta produksi pada semester kedua, kita perkirakan aman,” terang Agung saat menjadi pembicara dalam Webinar Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (9/6).
Berdasarkan hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan beras tahun 2020, dengan jumlah penduduk lebih dari 269 juta jiwa dan kebutuhan beras nasional sebesar 111,58 kg per kapita per tahun total kebutuhan beras diperkirakan mencapai 30,08 juta ton.
Sementara itu, perkiraan produksi beras nasional pada tahun 2020, diprediksi mencapai 30,26 juta ton, sehingga terdapat surplus beras sekitar 175,87 ribu ton.
Berdasarkan laporan neraca kumulatif surplus dan defisit dari Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat stok awal tahun 2020 sebesar 5,94 juta ton, maka pada akhir tahun 2020 akan terdapat surplus beras sekitar 6,11 juta ton.
“Surplus beras 6,11 juta ton ini cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional bahkan hingga awal tahun 2021,” tambahnya.
Data produksi beras tersebut dihitung berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, yang merupakan data realisasi bulan Januari-April 2020 dan potensi luas panen dan produksi bulan Mei-Juli 2020.
Sedangkan prediksi produksi beras pada Agustus-Desember 2020, berdasarkan data Angka Sasaran Produksi Padi Tahun 2020 Ditjen Tanaman Pangan dengan mempertimbangkan faktor koreksi puso sekitar 4% sebagai dampak Covid-19.
“Memang apabila dilihat dari neraca bulanan, ada bulan-bulan tertentu terjadi defisit, tetapi akan dapat terpenuhi dari carry over bulan-bulan sebelumnya. Sebagai gambaran, stok beras pada akhir Mei 2020 sekitar 3,62 juta ton yang terdapat di Perum Bulog 1,46 juta ton, di Penggilingan 1,38 juta ton, serta di Pedagang 0,77 juta ton,” ujar Agung.
"Stok tersebut belum memperhitungkan stok di rumah tangga, hotel, restoran, katering, industri, dan lainnya," tambah Agung.
Berdasarkan data surplus dan defisit beras kumulatif dari BPS, pada Januari-Mei 2020 dan memperhitungkan carry over surplus 2019, ada surplus beras sebesar 8,45 juta ton pada akhir Mei 2020.
Mencermati kondisi dan data tersebut, Agung meyakini jika ketersediaan beras nasional sampai akhir tahun 2020 dalam kondisi cukup dan aman, bahkan sampai dengan awal tahun 2021. (OL-09)
Pemerintah menetapkan harga ayam ras hidup (livebird) minimum Rp18.000/kg berlaku nasional mulai 19 Juni 2025 untuk melindungi peternak dari kerugian.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kementan merumuskan lima langkah strategis bersama pelaku industri perunggasan, dengan didukung salah satunya oleh Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN).
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan konsultan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
Letjen TNI Novi Helmy memutuskan untuk tetap melanjutkan pengabdiannya di lingkungan TNI
KEMENTERIAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah resmi melakukan pergantian Direktur Utama Perum Bulog.
Bulog Surakarta menyatakan sangat mencukupi, karena stok di gudang se-Solo Raya saat ini mencapai 82 ribu ton lebih.
STOK beras di gudang Bulog akhirnya menembus 4 juta ton yang berhasil tercapai pada 29 Mei 2025. Dari jumlah itu 2,4 juta ton di antaranya berasal dari serapan gabah/beras produksi domestik.
PERUM Bulog mencatat serapan gabah dan beras menembus lebih dari 2,1 juta ton per Mei 2025. Bulog memastikan kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap terjaga
petani merasa senang karena Bulog menerima GKP dengan harga baik, yakni Rp6.500 per kilogram.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved