IPB Siapkan 4 Skenario Dampak Pangan dan Ekonomi Selama Pandemi

Mediaindonesia.com
06/6/2020 09:16
IPB Siapkan 4 Skenario Dampak Pangan dan Ekonomi Selama Pandemi
Webinar The 13th IPB Strategic Talk yang membahas 4 skenario yang membahas dampak pangan dan ekonomi selama pandemi covid-19.(Istimewa)

INSTITUT Pertanian Bogor (IPB) menyampaikan empat skenario yang dikaji dalam model Computational General Equlibrium (CGE) recursive dynamic, antara lain  skenario berat, skenario sangat berat, skenario sangat berat dengan dampak pesimistis dari pemberian stimulus ekonomi. Dan skenario sangat berat dengan dampak optimis dari pemberian stimulus ekonomi. Simulasi menangkap guncangan dari sisi penawaran dan permintaan yang mencakup penurunan produktivitas sektor pertanian, manufaktur dan jasa. Termasuk risiko jika terjadi fenomena iklim ekstrim seperti El Nino, guncangan permintaan ekspor, stimulus jaringan pengaman sosial, transfer payment serta fenomena migrasi kota ke desa.

Keempat skenario tersebut memprediksi dampak terhadap ekonomi melalui indikator makro, indikator sektoral, sektor pertanian, distribusi pendapatan rumah tangga dan dampak pada wilayah produsen dan konsumen pangan.   

Hal itu disampaikan oleh ketua tim kajian CGE i Dr Widyastutik dan beranggotakan R.Dikky Indrawan, Ph.D, Dr. Heti Mulyati, dan Syarifah Amaliah,M.App.Ec melalui acara webinar The 13th IPB Strategic Talk yang diselenggarakan oleh Direktorat Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis (DPIS), IPB University, Jumat (5/6). Pemaparan hasil kajian ditanggapi oleh dua orang ahli sebagai pembahas yaitu Prof. Hermanto Siregar dan Prof. Bustanul Arifin. Acara juga menghadirkan Menteri PPN/Kepala Bappenas sebagai Keynote Speaker, dan dibuka dengan sambutan oleh Rektor IPB University, Prof. Arif Satria dan Dekan FEM, IPB University Dr. Nunung Nuryartono.

Hasil simulasi dari keempat skenario tersebut menunjukkan kemungkinan penurunan ekonomi yang cukup berat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Stimulus ekonomi berupa bantuan sosial (bansos) khususnya untuk masyarakat di perdesaan diperlukan dalam jangka pendek untuk menahan kemungkinan penurunan ekonomi makro, sektoral dan dampak terhadap rumah tangga. Stimulus ekonomi di perdesaan sangat diperlukan untuk menyelamatkan sektor yang bergerak  khususnya pangan. Sektor pangan selain memenuhi kebutuhan akhir (final demand) bagi rumah tangga juga menjadi input bagi sektor lainnya dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang bergerak di bidang makanan olahan. 

Menurut Widyastutik, urgensi kebijakan ini untuk memprioritaskan logistik bahan pangan (lebih dari 70%) sangat diperlukan. Jaminan ketersediaan input pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan sarana prasarana pertanian juga sangat diperlukan untuk menjamin operasional sektor pertanian.

Kebijakan bansos, relaksasi kredit, subsidi bunga kredit untuk input di sektor pertanian menjadi salah satu pilihan kebijakan bagi pemerintah. Inovasi dalam produksi pertanian berbasis digital merupakan alternatif pilihan ketika diterapkan physical distancing seperti greenhouse maupun open field. 

"Sedangkan pada sektor peternakan dan perikanan, kebijakan yang dapat dilakukan adalah bantuan pakan ternak, alat tangkap dan sarana dan prasarana perikanan. Inovasi berbasis digital juga dapat dilakukan dalam pemasaran baik untuk sektor pertanian maupun UMKM olahan makanan lainnya. Selain itu sektor tanaman pangan ini juga menjadi basis bagi penyerapan tenaga kerja," ujarnya.

baca juga: Kemendag Genjot Lobi Jaga Kinerja Ekspor

Hal yang sama juga dialami berbagai sektor pertanian lainnya seperti peternakan dan perikanan. Optimalisasi kartu pra pekerja menjadi mitigasi terhadap penurunan konsumsi dan pendapatan rumah tangga di pedesaan maupun perkotaan. Alternatif kebijakan lain adalah kebijakan jaringan pengaman sosial dan pengalihan peruntukan dana desa. Dana desa dapat menjadi program padat karya berlandaskan prinsip transparan dan akuntabel. 

Menurutnya tanpa adanya stimulus ekonomi, terlihat bahwa wilayah-wilayah sentra dan non-sentra produksi pangan menunjukkan dampak penurunan yang cukup besar. Stimulus ekonomi mampu menahan laju dampak penurunan terhadap produksi pangan. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya