Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Indef Sebut Pelongggaran PSBB karena Desakan Dunia Usaha

Suryani Wandari Putri Pertiwi
18/5/2020 16:34
Indef Sebut Pelongggaran PSBB karena Desakan Dunia Usaha
Sejumlah kapal melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (18/3/2019).(Antara)

RENCANA pemerintah untuk melonggararkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diperkirakan Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Tallatov karena adanya desakan dari para pengusaha. Menurutnya, dunia usaha hanya mampu bertahan dalam kondisi pandemi covid-19 ini sekitar 4-5 bulan.

"Karena seperti yang kita tahu, covid-19 dalam 3 sampai 6 bulan saja belum berakhir, ini asumsinya dunia usaha sulit menjalankan usahanya. Diketahui dunia usaha bisa bertahan 4 sampai 5 hulan dalam kondisi ini," kata Abra dalam dalam kuliah umum ISPE Lecture secara online, Senin (18/5).

Baca juga:Covid-19, Defisit APBN 2020 Diprakirakan Capai 6,27%

Ia mengatakan salah satu dorongan pelonggaran muncul dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, terlebih dibarengi pula dengan prediksi akan adanya lonjakan pengangguran sekitar 5,2 juta orang apabila tak segera dilaksanakan.

"Pengangguran lonjakannya bisa sangat besar serta punya risiko kepada stabilitas sosial dan politik. Itu yang mungkin jadi pertimbangan pemerintah kenapa suara-suara itu menjadi rasionalisasi pemerintah untuk melakukan pelonggaran," lanjutnya

Namun, Abra juga melihat pemerintah juga mempertimbangkan adanya imbas kepada APBN apabila angka pengangguran melejit, hal ini karena dalam kondisi saat ini saja pemerintah sudah merogoh uang lebih banyak hingga menyebabkan defisit anggaran melebar ke 5% PDB untuk bisa menyalurkan bantuan sosial.

Menurutnya, harusnya pemerintah bukan hanya mempertimbangkan hal tersebut untuk melonggarkan PSBB. Pasalnya saat ini kurva kasus Covid-19 di Indonesia masih fluktuatif bahkan jumlah orang yang positif teridap covid-19 terus bertambah.

Baca juga:Faisal Basri: Cetak Uang Rp600 T Berhasil jika Dipimpin Dewa

Ia juga mengatakan jika tren kasus aktif turun secara konsisten, pelonggaran bisa dilakukan. "Meskipun, beberapa pejabat mengklaim adanya penurunan dalam penyebaran penyakit tersebut. Nyatanya, saat ini perkembangan penyebaran covid-19 di Indonesia belum menunjukkan adanya penurunan," lanjutnya.

Pada Minggu saja terhitung 489 kasus baru covid-19. Penambhan itu pun membuat jumlah infeksi virus Sars-CoV-2 di Indonesia menjadi 17.514 kasus dengan kematian bertambah 59 orang menjadi 1.148 jiwa. (Wan/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik