Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
MENGANTISIPASI musim kemarau panjang, Kementerinan Pertanian berencana melakukan percepatan masa tanam hingga Juni nanti.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan upaya mempercepat masa tanam dengan menyediakan 600 ribu hektare sawah.
"Kita akan masuk di dua tempat lahan rawa sekitar 400 ribu hektare dan lahan yang tidak terpakai itu 200 ribu hektar," ujar Syahrul dalam diskusi virtual, Selasa (5/5).
Baca juga: Inilah Wilayah Diprediksi Lebih Kering Saat Kemarau Tahun Ini
Untuk stok beras hingga akhir 2020 diproyeksikan sebesar 3 juta ton. Namun, lebih aman jika ada tambahan 1 juta ton dari lahan sawah tersebut.
"3 ton per hektare setara dengan 1,8 juta ton gabah giling panen. Mungkin bisa ada tambahan 900 ribu ton," jelas Syahrul.
Nantinya, sebanyak 5,6 juta hektare lahan eksisting yang akan ditanam kembali setelah masa panen raya yang berlangsung pada Maret-Mei.
"Harapan kita bisa mencapai 5,6 juta hektare dengan produksi 5-6 ton per hectare. Rata-rata 20 juta ton gabah kering giling yang bisa kita olah, kalau sesuai rencana tanpa hama," pungkasnya.(OL-11)
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
Masyarakat NTT diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang bersifat kering. Angin kencang ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved