Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
ANJLOKNYA harga minyak mentah di pasar dunia ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya yakni di bawah US$0 per barel membawa dampak negatif pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede mengungkapkan penurunan harga minyak mentah dunia yang akan berimbas pada penurunan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia crude price (ICP) diperkirakan akan menekan penerimaan sehingga mendorong terjadinya pelebaran defisit APBN.
“Di sisi belanja negara, penurunan harga ICP tentu akan berpengaruh pada penurunan belanja subsidi energi, serta berkurangnya dana bagi hasil (DBH),” ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (21/4).
Penurunan ICP pada akhirnya akan berpengaruh negatif terhadap pendapatan negara yang berbasiskan pada komoditas migas yaitu penerimaan PPh migas dan PNBP SDA migas.
Sebagai informasi, pada awal April ketika harga minyak dunia masih berada pada kisaran US$20-US$30/barel, pemerintah memberikan asumsi harga minyak sebesar US$38/barel.
Pemerintah sudah memperkirakan dampak penurunan pajak migas sebesar Rp13,7 triliun dan penurunan PNBP migas sebesar Rp74 triliun.
“Dengan penurunan harga minyak dunia yang cukup signifikan diperkirakan shortfall dari pendapatan migas dapat lebih tinggi daripada perkiraan saat ini,” tutupnya.
Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Soerjaningsih mengakui penurunan harga minyak mentah dunia yang berdampak pada ICP akan pada bagian yang diterima negara.
Namun, Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Susana Kurniasih mengatakan fenomena turunnya harga minyak mentah saat ini belum bisa dijadikan landasan untuk menghitung dampak pada APBN.
“Kita masih membutuhkan waktu untuk mengkaji,” ungkapnya.
Turunkan harga BBM
Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan ahwa penurunan harga minyak memiliki dampak positif karena posisi Indonesia sebagai nett importer minyak. Nilai impor crude oil BBM jadi lebih murah.
“Saat inilah momentum yang tepat bagi Pertamina dan pemerintah menurunkan harga BBM non-subsidi dan subsidi,” tegasnya.
Ia menilai penurunan harga BBM secara serentak akan dapat menaikkan daya beli masyarakat, yang lagi terpuruk akibat covid-19. Kenaikan daya beli itu akan meningkatkan konsumsi, yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, yang tahun ini diprediksikan hanya mencapai 2,2%.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menuturkan pemerintah memantau pergerakan harga minyak mentah dunia dan ICP.
“Yang harus kita pahami bahwa perhitungan harga minyak untuk hitung di APBN ialah basis rata-rata untuk 12 bulan selama 2020. Jadi bukan harga harian, mingguan, dan bulanan,” tegas Askolani kepada Media Indonesia, kemarin.
Oleh karena itu pemerintah belum bisa secara cepat menghitung dampaknya pada APBN secara pasti. (Wan/Mir/E-1)
Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas.
"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah.
Pascaserangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, harga minyak jatuh dan saham AS melonjak.
PEMERINTAH memastikan tekanan global imbas perang Ira-Israel masih dapat dimitgasi. Gejolak yang terjadi pada perekonomian masih dalam batas aman dan belum mengkhawatirkan.
Harga minyak mengalami lonjakan tajam usai Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.
Penutupan Selat Hormuz diprediksi bakal mengganggu suplai minyak dunia, menyebabkan lonjakan harga, dan untuk sementara waktu mencegah kapal perang AS keluar dari Teluk Persia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved