Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Harga Minyak Anjlok Defisit Melebar

Despian Nurhidayat
22/4/2020 06:10
Harga Minyak Anjlok Defisit Melebar
Petugas melintas di depan jaringan pipa minyak di kilang unit pengolahan (Refinery Unit) V, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (23/10/2019).(ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

ANJLOKNYA harga minyak mentah di pasar dunia ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya yakni di bawah US$0 per barel membawa dampak negatif pada Anggaran Pen­dapatan dan Belanja Negara (APBN).

Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede mengungkapkan penurunan harga minyak mentah dunia yang akan berimbas pada penurunan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia crude pri­ce (ICP) diperkirakan akan menekan pe­nerimaan sehingga men­dorong terjadinya pelebaran defisit APBN.

“Di sisi belanja negara, penurunan harga ICP tentu akan berpengaruh pada penurunan belanja subsidi energi, serta berkurangnya dana bagi hasil (DBH),” ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (21/4).

Penurunan ICP pada akhirnya akan berpengaruh negatif terhadap pendapatan negara yang berbasiskan pada komoditas migas yaitu pe­nerimaan PPh migas dan PNBP SDA migas.

Sebagai informasi, pada awal April ketika harga minyak dunia masih berada pada kisaran US$20-US$30/barel, pemerintah memberikan asumsi harga minyak sebesar US$38/barel.

Pemerintah sudah memperkirakan dampak penurunan pajak migas sebesar Rp13,7 triliun dan penurunan PNBP migas sebesar Rp74 triliun.

“Dengan penurunan harga minyak dunia yang cukup signifikan diperkirakan shortfall dari pendapatan migas dapat lebih tinggi daripada perkiraan saat ini,” tutupnya.

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Soerjaningsih mengakui penurunan harga minyak mentah dunia yang berdampak pada ICP akan pada bagian yang diterima negara.

Namun, Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Susana Kurniasih mengatakan fenomena turunnya harga minyak mentah saat ini belum bisa dijadikan landasan untuk menghitung dampak pada APBN.

“Kita masih membutuhkan waktu untuk mengkaji,” ungkapnya.

Turunkan harga BBM

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan ahwa penurunan harga minyak memiliki dampak positif karena posisi Indonesia sebagai nett importer minyak. Nilai impor crude oil BBM jadi lebih murah.

“Saat inilah momentum yang tepat bagi Pertamina dan pemerintah menurunkan harga BBM non-subsidi dan subsidi,” tegasnya.

Ia menilai penurunan harga BBM secara serentak akan dapat menaikkan daya beli masyarakat, yang lagi terpuruk akibat covid-19. Kenaikan daya beli itu akan meningkatkan konsumsi, yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, yang tahun ini diprediksikan hanya mencapai 2,2%.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menuturkan pemerintah memantau pergerakan harga minyak mentah dunia dan ICP.

“Yang harus kita pahami bahwa perhitungan harga minyak untuk hitung di APBN ialah basis rata-rata untuk 12 bulan selama 2020. Jadi bukan harga harian, mingguan, dan bulanan,” tegas Askolani kepada Media Indonesia, kemarin.

Oleh karena itu pemerintah belum bisa secara cepat menghitung dampaknya pada APBN secara pasti. (Wan/Mir/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik