Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Penuhi Pangan, Penyuluh dan IWI Malang Gencarkan Urban Farming

Mediaindonesia.com
21/4/2020 10:40
Penuhi Pangan, Penyuluh dan IWI Malang Gencarkan Urban Farming
Ikatan Widyaiswara Indonesia (IWI) Malang bersama penyuluh pertanian mengajak masyarakat melakukan urban farming.(Istimewa/Kementan)

DI tengah merebaknya wabah serangan virus korona atau Covid-19 di Tanah Air ternyata tidak menyurutkan semangat para pelaku sektor pertanian untuk tetap produktif dalam menyediakan kebutuhan pangan.

Sebagaimana halnya dilakukan Ikatan Widyaiswara Indonesia (IWI) Malang bersama penyuluh pertanian setempat melakukan pendampingan masyarakat kota di wilayahnya agar memberdayakan lahan pekarangan terbatas sebagai sumber pangan. 

Salah satu IWI Balai Besar Peningkatan Produktivias (BBPP) Batu yang menggagas kegiatan urban farming, Pontjo Tri Andajani mengatakan dirinya bersama IWI lainnya termasuk dari BBPP Ketindan serta penyuluh pertanian melakukan kegiatan ke beberapa titik sasaran di Kota Malang.

Kegiatan pemberdayaan lahan pekarangan terbatas sebagai sumber pangan bertujuan untuk membangun dan menguatkan ketahanan pangan masyarakat, terutama di kantung-kantung rawan pangan, menghadapi pandemi Covid 19. 

“Tidak dipungkiri, dampak dari wabah Covid-19 ini melemahkan segala sektor termasuk ketersediaan pangan harian. Dengan tetap mengindahkan protokol bebas Covid-19, serta dukungan dan partisipsi aktif masyarakat, diharapkan kegiatan urban farming ini mampu menjadi salah satu solusi masalah ketersediaan pangan, untuk melawan Covid-19,” ujar Pontjo. 

Sementara itu, Gatut Hidajat, penyuluh dari BPP Kedung Kandang, Kota Malang, menyampaikan warga kota bisa menghasilkan sayur sendiri melalui inovasi pertanian hidroponik dengan memanfaatkan paralon dan ember bekas. 

“Karena menyangkut kebutuhan pokok. Dengan lingkungan yang lahannya terbatas urban farming kami harap dapat membantu mempercepat distribusi dan kemandirian bahan pangan di perkotaan,” ungkap Gatut.

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo selalu menegaskan masalah pertanian semua pihak tidak boleh diam, tidak boleh lengah sedikit pun untuk menghadirkan upaya-upaya maksimal dalam mencapai harapan itu.

“Sebab, salah satu hal yang penting dalam pertanian menjamin kebutuhan pangan rakyat Indonesia sebanyak 267 juta orang," tegas SYL, sapaan akrab Mentan. 

Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan,  Dedi Nursyamsi juga menambahkan masalah pangan adalah masalah yang sangat utama.

“Pangan kunci utama, hidup matinya suatu bangsa ada di pangan. Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian, Petani dan Penyuluh harus bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi, “ ujar Dedi.

Respons masyarakat mendapatkan pendampingan ini sangat positif. Pondok Yatim dan Dhuafa Darul Jundi, Rampal, Kota Malang adalah salah satu yang mendapatkan pendampingan pada Minggu (19/4) lalu dengan komoditas sayur dan tanaman herbal kebutuhan harian rumah tangga. 

Menurut Sholeh, Pimpinan Pondok Yatim Piatu dan Dhuafa Darul Jundi, dengan adanya kegiatan ini kebutuhan kami sehari-hari terutama untuk sayuran bisa tercukupi dan tdak perlu lagi membeli seperti dulu. "Terima kasih kami kepada Kementerian Pertanian dan para penyuluh, widyasiwara serta semua yang terlibat dalam kegiatan ini,” tutur Sholeh. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya