Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BADAN Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatatkan bahwa penanaman modal asing (PMA) yang masuk ke Indonesia sepanjang 3 bulan pertama di 2020 atau triwulan pertama mencapai Rp98 triliun. Modal asing tersebut didominasi oleh 5 negara.
Kepala BKPM Bahlil Lahadia mengatakan lima negara PMA yang menjadi penyumbang terbanyak berasal dari Singapura mencapai US$2,7 miliar, Tiongkok US$1,3 miliar, Hongkong US$0,6 miliar, Jepang US$0,6 miliar lalu Malaysia US$0,5 miliar.
"Korona telah berdampak sistemik, masif dan terstruktur. Mohon bantuan untuk disampaikan kepada seluruh publik terhadap kinerja BKPM selama 3 bulan dalam konteks realisasi investasi," lanjut Bahlil.
Dia menambahkan realisasi PMA yang masuk baru mencapai 28,2% dari target 2020 yang sebesar Rp348 triliun. Adapun secara keseluruhan, pemerintah telah menargetkan realisasi investasi pada tahun ini sebesar Rp817,2 triliun.
"Walaupun menurunnya investasi asing, proporsi investasi domestik kini mendominasi total investasi di Triwulan-I 2020," ungkap Bahlil dalam video conference, Senin (20/4).
Lebih lanjut, menurut Bahlil, pada Triwulan-I 2019, investasi asing memiliki porsi sebesar 55,3%, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 44,7% dari total investasi yang masuk.
Melihat dari angka tersebut, pada Triwulan-I 2020, investasi PMA telah mengalami penyusutan menjadi 46,5% diikuti dengan meningkatnya kontribusi PMDN menjadi 53,5% dari total investasi.
Berdasarkan wilayah, realisasi PMA dan PMDN mayoritas masih didominasi di Pulau Jawa. Sebaran investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp102,4 triliun atau 48,6% dibandingkan Pulau Jawa sebesar Rp108,3 triliun atau 51,4%.
"Lalu lima besar provinsi yang memiliki realisasi terbesar adalah Jawa Timur Rp31,4 triliun atau 14,9%, kemudian disusul Jawa Barat Rp29,9 triliun atau 14,2%, DKI Jakarta Rp20,1 triliun atau 9,6%, Jawa Tengah Rp19,3 triliun atau 9,1%, dan Riau Rp12,8 triliun atau 6%," ujar Bahlil.
Menurut Bahlil, investasi PMA yang masuk di Triwulan-I ini sebagian besar berada pada sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, yaitu US$1,5 miliar dengan total 323 proyek.
Kemudian, investor asing juga telah menanamkan modalnya ke sektor listrik, gas, dan air sebesar US$868,6 juta atau 220 proyek serta sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi US$806 juta sebanyak 346 proyek.
Selanjutnya, sejumlah PMA juga masuk pada sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar US$602,9 juta dengan total 490 proyek, serta industri kimia dan farmasi sebesar US$569,4 juta dengan jumlah 508 proyek. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved