Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
NERACA perdagangan Indonesia pada Maret 2020 mengalami surplus sebesar US$743 juta dengan nilai ekspor US$14,09 miliar dan impor US$13,35 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan posisi itu jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan triwulan I 2019. Di periode tersebut neraca perdagangan Indonesia defisit US$62,8 juta. “Tentunya angka ini menggembirakan di tengah situasi saat ini yang tidak menentu.
Akan tetapi, kita tetap perlu mewaspadai komposisi impor kita,” ungkap Suhariyanto melalui konferensi video, kemarin.
Menurut Suhariyanto, komposisi impor perlu diwaspadai karena sepanjang Januari-Maret 2020 impor bahan baku mengalami penurunan 2,82% dan impor barang modal turun 13,07% yang sangat mungkin akan berpengaruh pada pergerakan sektor industri, perdagangan, dan investasi.
Penurunan juga terjadi pada impor sektor migas yang turun 8,07% bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. “Impor migas Maret 2020 mencapai US$1,61 miliar, turun 8,07% jika dibandingkan dengan Februari 2020. Sebaliknya meningkat 5,64% jika dibandingkan dengan Maret 2019,” lanjut Suhariyanto.
Adapun perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara di triwulan I 2020 mengalami surplus, yakni dengan Amerika Serikat sebesar US$3 miliar, serta India dan Belanda masingmasing surplus US$500 juta. Sebaliknya, perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara mengalami defisit, yakni dengan Australia defisit US$562 juta, dengan Thailand US$892 juta, dan dengan Tiongkok US$2,9 miliar.
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama triwulan I 2020 ditempati Tiongkok dengan nilai US$8,91 miliar (26,34%), Jepang senilai US$3,60 miliar (10,63%), dan Thailand US$2,26 miliar (6,67%).
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2020 mencapai US$14,09 miliar atau meningkat 0,23% jika dibandingkan dengan ekspor Februari 2020. Namun, bila dibandingkan dengan Maret 2019, nilai ekspor Indonesia itu turun 0,20%.
Peningkatan nilai ekspor itu ditopang masih baiknya kinerja ekspor nonmigas, terutama produk pertanian seperti pakan ternak, perikanan, dan hasil olah an makanan lain. (Des/E-3)
Trimegah Sekuritas menyebut sejumlah faktor yang menunjukkan bahwa arah kebijakan pemerintah saat ini mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan bahwa Indonesia bisa mendapatkan setidaknya dua keuntungan dari pengenaan tarif Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 19%.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyambut positif kesepakatan tarif impor sebesar 19% untuk produk Indonesia ke Amerika Serikat.
KETUA Gekrafs Temi Sumarlin mengungkapkan industri kreatif Tanah Air memiliki potensi besar, salah satunya fesyen. Industri subsektor ekraf itu dinilai menjanjikan
Kadin Indonesia bahas skema re-export dari Indonesia melalui Timor Leste untuk mengakses pasar global lebih kompetitif.
Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) meluncurkan program Desa Devisa Tenun NTT untuk memberdayakan para penenun tradisional di wilayah NTT.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved