Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian menilai perlu adanya strategi khusus meningkatkan ekspor di tengah pandemi korona (covid-19). Dirjen Perkebunan Kasdi Subagyono mengatakan pihaknya telah merumuskan enam strategi.
Strategi pertama adalah lobi perdagangan dengan negara mitra baru, termasuk untuk mengupayakan direct ekspor terhadap komoditas yang selama ini di reekspor melalui Tiongkok.
“Kedua, kami akan lakukan lobi terhadap kesepakatan tarif bea masuk di negara tujuan dan memberikan kemudahan perdagangan bilateral, seperti untuk sugar, vanaspati ghee dan komoditas lainnya,'' urai Kasdi.
Baca Juga: Hasil Ekspor Pertanian Indonesia Meningkat 24,35 Persen
Yang ketiga, ujar Kasdi, dengan meningkatkan jaminan atas kualitas, brand image, dan ketersediaan produk secara kontinu.
Strategi yang keempat, lanjut Kasdi, pihaknya akan berupaya Meningkatkan kerja sama perdagangan untuk peningkatan akses pasar melalui optimalisasi pemanfaatan perwakilan Indonesia di luar negeri, kerja sama yang sudah berjalan dipercepat, dan tentunya dengan melakukan pengembangan kesepakatan baru.
“Sebagai contoh untuk sawit, berdasarkan analisis kami, tahun ini penyerapan Tiongkok terhadap komoditas tersebut dipastikan menurun, untuk mengantisipasi hal ini kita akan dorong peningkatan Ekspor sawit ke India, Pakistan, Bangladesh dengan kenaikan sebesar 20%, Amerika Serikat 5%. Selain itu ekspor ke Tunisia, Turki, mesir, Aljazair, Maroko dan Iran naik sebesar 10%, untuk konsumsi dalam negeri kami targetkan naik 5%,” jelas Kasdi.
Baca Juga: Tingkatkan Neraca Dagang Dengan Ekspor Pertanian
Staregi kelima, ungkap Kasdi, pihaknya akan berupaya meningkatkan konsumsi domestik. Seperti program B-30 untuk CPO, aspal karet untuk karet, kopi, gula semut, dan komoditas lainnya.
Dan strategi yang terakhir adalah mengptimalkan pelayanan jaringan informasi dan komunikasi secara terorganisasi antara bussiness to bussiness (B to B) dan goverment to goverment (G to G).
Selain itu, Kasdi mengatakan pihaknya juga telah mengambil langkah cepat dengan mengkaji alternatif tujuan pasar ekspor komoditas perkebunan sebagai bentuk antisipasi menurunnya permintaan Tiongkok terhadap ekspor komoditas perkebunan Indonesia di tahun 2020.
“Hal ini sekaligus tindak lanjut dari arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa sektor pertanian harus menjadi sektor yang paling tangguh dalam menghadapi berbagai krisis, tidak hanya fokus dalam peningkatan produksi, kita juga akan berupaya untuk mencari alternatif pasar tujuan ekspor,” ungkap Kasdi.
Seperti yang diketahui, sejak awal 2020, dunia dihebohkan dengan adanya wabah virus korona (Covid-19) yang berasal dari TIongkok. Kehadiran Covid-19 bak gelombang tsunami yang turut merusak postur perekonomian global. Sebagai negara pertama yang mengalami hantaman Covid-19, pembatasan keluar masuknya barang dari dan/atau ke Tiongkok membuat perekonomian negara ini menjadi terganggu.
Mengingat Tiongkok merupakan negara yang perekonomiannya sangat berpengaruh di dunia, maka hal ini pasti berdampak pada perekonomian negara lain yang menjadi mitra dagangnya, salah satunya Indonesia. Sawit, Kelapa, Kakao, Karet, Kopi, Teh, Lada, Pala, Cengkeh, Kayu Manis asal Indonesia menjadi komoditas perkebunan yang rutin di ekspor ke negara yang dijuluki sebagai Tirai Bambu tersebut.
Sedangkan untuk ekspor karet di tahun 2020, Kasdi mengaku telah mempersiapkan target-target peningkatan dan negara-negara alternatif tujuan ekspor karet selain Tiongkok.
“Kami akan dorong ke Jerman dan Prancis dengan besar kenaikan 10%, Amerika Serikat dan Argentina 10%, Jepang dan Korea Selatan naik 7,5%, Afrika Selatan hingga 2,5%, untuk konsumsi dalam negeri kami targetkan meningkat hingga 5%,” tutup Kasdi. (RO/OL-10)
6 Strategi Perkuat Ekspor Perkebunan Indonesia di Tengah Pandemi
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian menilai perlu adanya strategi khusus meningkatkan ekspor di tengah pandemi korona (covid-19). Dirjen Perkebunan Kasdi Subagyono mengatakan pihaknya telah merumuskan enam strategi.
Strategi pertama adalah lobi perdagangan dengan negara mitra baru, termasuk untuk mengupayakan direct ekspor terhadap komoditas yang selama ini di reekspor melalui Tiongkok.
“Kedua, kami akan lakukan lobi terhadap kesepakatan tarif bea masuk di negara tujuan dan memberikan kemudahan perdagangan bilateral, seperti untuk sugar, vanaspati ghee dan komoditas lainnya,'' urai Kasdi.
Yang ketiga, ujar Kasdi, dengan meningkatkan jaminan atas kualitas, brand image, dan ketersediaan produk secara kontinu.
Strategi yang keempat, lanjut Kasdi, pihaknya akan berupaya Meningkatkan kerja sama perdagangan untuk peningkatan akses pasar melalui optimalisasi pemanfaatan perwakilan Indonesia di luar negeri, kerja sama yang sudah berjalan dipercepat, dan tentunya dengan melakukan pengembangan kesepakatan baru.
“Sebagai contoh untuk sawit, berdasarkan analisis kami, tahun ini penyerapan Tiongkok terhadap komoditas tersebut dipastikan menurun, untuk mengantisipasi hal ini kita akan dorong peningkatan Ekspor sawit ke India, Pakistan, Bangladesh dengan kenaikan sebesar 20%, Amerika Serikat 5%. Selain itu ekspor ke Tunisia, Turki, mesir, Aljazair, Maroko dan Iran naik sebesar 10%, untuk konsumsi dalam negeri kami targetkan naik 5%,” jelas Kasdi.
Staregi kelima, ungkap Kasdi, pihaknya akan berupaya meningkatkan konsumsi domestik. Seperti program B-30 untuk CPO, aspal karet untuk karet, kopi, gula semut, dan komoditas lainnya.
Dan strategi yang terakhir adalah mengptimalkan pelayanan jaringan informasi dan komunikasi secara terorganisasi antara bussiness to bussiness (B to B) dan goverment to goverment (G to G).
Selain itu, Kasdi mengatakan pihaknya juga telah mengambil langkah cepat dengan mengkaji alternatif tujuan pasar ekspor komoditas perkebunan sebagai bentuk antisipasi menurunnya permintaan Tiongkok terhadap ekspor komoditas perkebunan Indonesia di tahun 2020.
“Hal ini sekaligus tindak lanjut dari arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa sektor pertanian harus menjadi sektor yang paling tangguh dalam menghadapi berbagai krisis, tidak hanya fokus dalam peningkatan produksi, kita juga akan berupaya untuk mencari alternatif pasar tujuan ekspor,” ungkap Kasdi.
Seperti yang diketahui, sejak awal 2020, dunia dihebohkan dengan adanya wabah virus korona (Covid-19) yang berasal dari TIongkok. Kehadiran Covid-19 bak gelombang tsunami yang turut merusak postur perekonomian global. Sebagai negara pertama yang mengalami hantaman Covid-19, pembatasan keluar masuknya barang dari dan/atau ke Tiongkok membuat perekonomian negara ini menjadi terganggu.
Mengingat Tiongkok merupakan negara yang perekonomiannya sangat berpengaruh di dunia, maka hal ini pasti berdampak pada perekonomian negara lain yang menjadi mitra dagangnya, salah satunya Indonesia. Sawit, Kelapa, Kakao, Karet, Kopi, Teh, Lada, Pala, Cengkeh, Kayu Manis asal Indonesia menjadi komoditas perkebunan yang rutin di ekspor ke negara yang dijuluki sebagai Tirai Bambu tersebut.
Sedangkan untuk ekspor karet di tahun 2020, Kasdi mengaku telah mempersiapkan target-target peningkatan dan negara-negara alternatif tujuan ekspor karet selain Tiongkok.
“Kami akan dorong ke Jerman dan Prancis dengan besar kenaikan 10%, Amerika Serikat dan Argentina 10%, Jepang dan Korea Selatan naik 7,5%, Afrika Selatan hingga 2,5%, untuk konsumsi dalam negeri kami targetkan meningkat hingga 5%,” tutup Kasdi. (RO/OL-10)
PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas insiden yang terjadi pada Kamis, (15/5), di Desa Kaligedang, Bondowoso, Jawa Timur.
BAKN DPR RI melakukan kunjungan kerja ke PTPN I Regional 2. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai dukungan terhadap keberlanjutan program strategis Tanam Sejuta Pohon.
Di Kabupaten Batang, kopi tidak sekedar kenikmatan sajian minuman khas tetapi kini telah berkembang menjadi sebuah wahana wisata yang menarik perhatian pelancong.
Proyek ini juga mencakup pengembangan ekosistem perkebunan kelapa organik seluas 20 ribu hektare.
Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin menyoroti ketidakjelasan manfaat nilai karbon yang diterima oleh daerah. Masih ada kebingungan mengenai realisasi dana karbon bagi daerah,
Pada 2024, sebanyak 331 mahasiswa ITSI berhasil menyelesaikan studi. Dari jumlah tersebut, 53 lulusan telah diterima bekerja di perusahaan perkebunan,
Dengan kehadiran Job Fair & Internship Expo, sama-sama memberi benefit untuk kampus dan industri.
Selain itu, terdiri atas 3 titik parkir, Privilege Parking Spot merupakan area parkir dedicated yang disediakan khusus untuk semua jenis kendaraan elektrifikasi Toyota dan Lexus.
Menaker Ida menegaskan bahwa gedung WDC sebagai bentuk jawaban Pemerintah (BBPVP Bandung) terhadap kebutuhan anak-anak muda di Bandung dan sekitarnya.
Masakan yang dikurasi secara ahli oleh Chef Daniel Chaney, menjanjikan simfoni rasa yang akan membuat lidah Anda terpuaskan.
Bali Safari & Marine Park, salah satu taman safari terbesar di Indonesia, secara rutin mengadakan acara yang dikenal sebagai ‘Hari Harimau’ untuk menghormati dan menyelamatkan harimau.
Program Beasiswa The Future Leader (TFL) menawarkan beasiswa penuh untuk Magister Manajemen di PPM School of Management, yang memiliki dedikasi tinggi dalam pengembangan ilmu manajemen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved