Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PASAR modal dalam negeri yang terus mengalami penurunan akibat menyebarnya virus korona baru (covid-19) justru diartikan tiga perusahaan besar sebagai momentum baik untuk membeli saham.
Ketiganya merupakan investor pengelola dana publik, yaitu BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek), Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), dan Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (ADPLK).
“Kondisi saat ini sebetulnya waktu yang sangat tepat untuk masuk di bursa. Kami bertiga tidak mau kehilangan momentum untuk masuk ke pasar. Jangan dilihat kondisi pasar sekarang, tapi long time horizon sesuai profil dana kita,” kata Ketua ADPI Suheri saat acara Pembukaan Perdagangan BEI oleh Investor Pengelola Dana Publik di Jakarta, kemarin.
Ia juga mengaku optimistis fundamen ekonomi Indonesia masih baik dan akan semakin membaik sehingga berani untuk masuk ke pasar saham.
“Ini kita lakukan bukan karena desakan atau intervensi dari mana pun, tetapi atas kesadaran sendiri berdasarkan pertimbangan bisnis rasional. Industri dana pensiun komit untuk memulihkan pasar finansial Indonesia saat ini,” tambah Ketua Umum ADPLK Nur Hasan Kurniawan.
Di lain pihak, Direktur Utama BP Jamsostek Agus Susanto mengatakan kondisi pasar yang saat ini dinilai menjadi hal yang mengkhawatirkan tersebut jelas harus disikapi berbeda.
“Kondisi pasar yang sedang lesu saat ini dipengaruhi banyaknya investor yang keluar dari bursa saham nasional. Namun, kami justru melihat ini sebagai peluang yang baik untuk masuk,” kata Agus.
Ia menilai sesudah ada penurunan drastis, akan muncul keuntungan drastis pula.
Agus mengatakan BP Jamsostek akan mengalokasikan Rp6 triliun hingga Rp8 triliun untuk diinvestasikan di instrumen saham pada tahun ini.
Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali anjlok ke zona merah sebesar 4,42% atau 216.914 poin ke 4690.657.
Menurut analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama, penyebab anjloknya IHSG ke zona merah masih disebabkan dampak covid-19 .
“Untuk saat ini penurunan bursa lebih karena faktor eksternal. Lihat saja bursa Asia dan Eropa sedang dalam keadaan negatif,” jelasnya ketika dihubungi, kemarin. (Wan/Hld/X-10)
PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) resmi mencatatkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, (10/7).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
Pasar modal Indonesia masih menghadapi tekanan pada 2025 ditandai pelemahan indeks dan arus keluar dana asing.
Wall Street terguncang setelah Trump umumkan tarif baru hingga 40% terhadap 14 negara. Saham otomotif dan teknologi Jepang-Korea anjlok.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 7 Juli 2025, dibuka menguat ke level 6865.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved