Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Tiga Investor Besar Justru Beli Saham

Wan/Hld/X-10
17/3/2020 08:35
Tiga Investor Besar Justru Beli Saham
Ilustrasi(Medcom.id/Annisa Ayu Artanti)

PASAR modal dalam negeri yang terus mengalami penurunan akibat menyebarnya virus korona baru (covid-19) justru diartikan tiga perusahaan besar sebagai momentum baik untuk membeli saham.

Ketiganya merupakan ­investor pengelola dana publik, yaitu BPJS Ketenagakerjaan ­­(BP ­Jamsostek), Asosiasi Dana Pensiun ­Indonesia (ADPI), dan Asosiasi Dana ­Pensiun Lembaga Keuangan (ADPLK).

“Kondisi saat ini sebetulnya waktu yang sangat tepat untuk masuk di bursa. Kami bertiga tidak mau kehilangan momentum untuk masuk ke pasar. Jangan dilihat kondisi pasar sekarang, tapi long time horizon sesuai pro­­fil dana kita,” kata Ketua ADPI Suheri saat acara Pembukaan Perdagangan BEI oleh Investor Pengelola Dana Publik di Jakarta, kemarin.
Ia juga mengaku optimistis fundamen ekonomi Indonesia masih baik dan akan semakin membaik sehingga berani untuk masuk ke pasar saham.

“Ini kita lakukan bukan ka­­rena desakan atau intervensi da­­ri mana pun, tetapi atas kesadar­­an sendiri berdasarkan pertim­­bangan bisnis rasional. ­Industri dana pensiun komit untuk me­mulihkan pasar finansial ­In­donesia saat ini,” tambah Ke­tua Umum ADPLK Nur Hasan Kur­niawan.

Di lain pihak, Direktur Utama BP Jamsos­tek Agus Susanto mengatakan kondisi pasar yang saat ini dinilai menjadi hal yang mengkhawa­tirkan tersebut jelas harus disikapi ber­beda.

“Kondisi pasar yang sedang lesu saat ini dipengaruhi banyaknya investor yang keluar dari bursa saham nasional. Namun, kami justru melihat ini sebagai peluang yang baik untuk masuk,” kata Agus.

Ia menilai sesudah ada penurunan drastis, akan muncul keuntungan drastis pula.

Agus mengatakan BP ­Jamsostek akan mengalokasikan Rp6 triliun hingga Rp8 triliun untuk diinvestasikan di instrumen saham pada tahun ini.

Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali anjlok ke zona merah sebesar 4,42% atau 216.914 poin ke 4690.657.

Menurut analis Binaartha Se­­kuritas, Nafan Aji Gusta Utama, penyebab anjloknya IHSG ke zo­na merah masih disebabkan dampak covid-19 .

“Untuk saat ini penurunan bursa lebih karena faktor eksternal. Lihat saja bursa Asia dan Eropa sedang dalam keadaan negatif,” jelasnya ketika dihubungi, kemarin. (Wan/Hld/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya