Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERGERAKAN Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami penurunan dan berada pada zona merah dengan rincian 113,14 poin atau melemah 2.20% ke level 5.040,96 pada pembukaan perdagangan, Kamis (12/3).
Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 28,85 poin atau 3,52% menjadi 790,92.
Lebih lanjut, dari hasil pantauan Media Indonesia diketahui indeks terus mengalami penurunan pesat, bahkan melemah sampai 4% dan diprediksi akan terus menurun.
Kondisi ini nyatanya bukan hanya dialami Indonesia saja, bursa saham kawasan Asia, pagi ini, juga kompak bergerak di zona merah seperti Indeks Topix (Jepang) turun 4,2%, Kospi (Korea Selatan) 3,7%, Shanghai Composite (China) 1,4%, Hang Seng (Hong Kong) 2,7%, dan Straits Times (Singapura) 2,8%.
Baca juga: Penempatan Dana Investasi Asuransi tidak Terganggu
Kondisi ini juga berlaku bagi Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang tadi pagi ambruk 5,86%, S&P 500 dan Nasdaq Composite kompak mengekor di belakangnya dengan koreksi masing-masing sebesar 4,89% dan 4,7%.
Riset Valbury Sekuritas menyebutkan sentimen virus korona masih menjadi problematika yang tidak kunjung usai. Hal itu pun dikatakan telah menjadi sentimen pasar baik dari dalam maupun luar negeri.
"Dari sentimen pasar luar negeri ada dua hal yang memengaruhi. Pertama, pelaku pasar merespon negatif pernyataan Presiden Donald Trump yang tidak memerinci langkah stimulus untuk menanggulangi kejatuhan ekonomi, bahkan Trump malah mengatakan mungkin AS tidak perlu mengambil langkah itu," tulis Valbury Sekuritas dilansir dari laman resmi, Kamis (12/3).
"Kedua, deklarasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan penyebaran virus korona akan menghambat pertumbuhan global. Pasar akhirnya dilanda kekhawatiran karena dianggap baik Trump dan WHO tidak mampu mencegah pukulan besar akibat virus korona terhadap perekonomian dunia. Padahal, pasar mengarapkan terutama AS adanya stimulus dari pemerintahan Trump yang sangat dinantikan," lanjutnya.
Bukan hanya itu saja, WHO baru saja mengumumkan wabah korona sebagai pandemi juga telah mengakibatkan kepanikan lainnya.
Situasi yang disebut pandemi oleh WHO adalah ketika suatu penyakit menyebar luas ke berbagai penjuru dunia dengan laju yang sangat cepat. Kini total kasus kumulatif virus korona di lebih dari separuh negara di dunia telah melampaui 125.000.
Atas hal tersebut, Valbury Sekuritas memprediksikan virus korona akan memberikan dampak yang besar bagi perekonomian global. Sentimen ini kembali memicu pasar saham kembali dalam bayang tekanan. (OL-1)
Hingga saat ini PCR diagnostic test yang telah lulus uji validasi berjumlah 250 kit dari target 50 ribu kit pada akhir Mei
Peneliti menaksir 1 menit berbicara keras menghasilkan lebih dari 1.000 droplet mengandung virus yang akan tetap mengudara selama 8 menit atau lebih dalam ruang tertutup.
Situasi ini memiliki dua konsekuensi pada individu, yakni insomnia atau kantuk berlebihan. Keduanya menyebabkan kerugian fungsional
Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural
Vitamin K adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru.
Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved