Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dari BPP Bireuen Aceh, Mentan Syahrul Sapa Penyuluh via AWR

Mediaindonesia.com
22/2/2020 11:40
Dari BPP Bireuen Aceh,  Mentan Syahrul  Sapa Penyuluh via AWR
Mentan Syahrul berinteraksi dengan penyuluh di berbagai daerah lewat AWR.(DOK KEMENTAN)

Keberhasilan pertanian masa depan sangat ditentukan oleh peran penyuluh pertanian. Menurut Mentan Syhrul, penyuluh pertanian adalah 'Kopassus' yang berada di garis terdepan lapangan.

"Semakin ke depan, kita dituntut menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Termasuk penyuluh pertanian. Kita tidak bisa lagi menggunakan cara-cara dan metode lama dalam melakukan kegiatan  pendampingan dan penyuluhan," kata Mentan Syahrul saat mengunjungi Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Jumat (21/2).

Baca juga: Mentan: Anak Muda Harus Manfaatkan Pertanian di Era Modern

Oleh karena itu, penyuluh pertanian, menurut Mentan Syahrul akan 'dipersenjatai' dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berbasis internet (Internet of things) dan artificial inteligent.

"BPP kita modernisasi menjadi kostratani. Sebagai pusat pengembangan (center of gravity). Jadi, kemampuan dan kapasitas penyuluh tidak ada alasan lagi untuk tidak berkembang," katanya.

Pada kunjungan tersebut, turut hadir juga Anggota Komisi IV DPR RI,  TA Khalid; Bupati Bireuen, Muzakkar A Gani; Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN, Dunan Ismail Isja; serta jajaran pejabat Kementerian Pertanian.

Selain bertemu dengan penyuluh pertanian Kabupaten Bireuen, Mentan Syahrul juga melakukan sambungan online telekonferensi dengan penyuluh dari Konawe, Mandailing Natal, dan Lampung.

"Kami laporkan, di Kabupaten Konawe sedang panen padi Pak Menteri, per hektare hasilnya 4 ton. Kami menggunakan benih Mekongga, demikian mohon arahannya," ujar salah satu penyuluh Kabupaten Konawe.

Mendapati laporan demikian, Mentan Syahrul langsung menyampaikan arahan. "Inilah fungsi dari Kostratani. Memperoleh informasi secara faktul dan cepat. Tapi produksi 4 ton per hektar itu harus ditingkatkan. Karena itu tolong nanti Litbang dan Dirjen terkait, dikaji, varietas apa yang bisa mengungkit produktivitas, selain budidaya dan manajemennya juga diperbaiki," pungkasnya. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya