Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
INDONESIA dalam laporan World Economic Forum (WEF) pada Annual Meeting of the New Champions di Dalian, Tiongkok, Juli 2019 lalu, dinyatakan sebagai negara yang diperhitungkan dalam penerapan revolusi industri 4.0.
Sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0, Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memacu kesiapan sektor manufaktur nasional di era industri 4.0.
Saat ini, lima sektor industri di Indonesia yang menjadi prioritas pengembangan adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronika, dan kimia. Tentunya hal ini membutuhkan berbagai dukungan dari berbagai pihak termasuk sektor swasta.
Riset McKinsey juga mengungkapkan bahwa industri 4.0 memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor manufaktur di Indonesia. Penerapan digitalisasi pada industri akan mendorong pertambahan hingga sebesar 150 miliar dollar AS atau sekitar Rp2,100 triliun lebih atas hasil ekonomi pada 2025.
Sejalan dengan itu, pameran Manufacturing Indonesia 2019 yang digelar PT.Pamerindo Indonesia di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, 4-7 Desember mendatang, turut menghadirkan layanan manufaktur terbaru dan terbaik yang sejalan dengan Industry 4.0.
Baca juga : Investor Dinilai Optimistis atas Prospek Ekonomi RI
Event Director PT Pamerindo Indonesia Maysia Stephanie mengatakan, Manufacturing Indonesia 2019 diikuti lebih dari 30 ribu calon pembeli dan pelaku profesional yang dapat terhubung langsung dengan ribuan perusahaan yang hadir dan antusias memamerkan berbagai teknologi mesin, komponen, serta otomisasi termuktahir.
"Sebagai pameran terbesar di sektor industri, Manufacturing Indonesia 2019 menjadi wadah yang tepat untuk mendapatkan berbagai solusi terbaik bagi kebutuhan industri," kata Maysia dalam keterangan tertulisnya.
Maysia menambahkan, deretan produk dan terobosan teknologi yang disajikan selama empat hari pameran, baik dari perusahaan dalam negeri maupun internasional, akan memperkuat seluruh ekosistem industri.
Hal Itu adalah salah satu bentuk dukungan Manufacturing Indonesia dalam menyambut manufaktur pintar guna mendukung pemerintah dalam mendorong implementasi industri 4.0.
Ia menjelaskan, manufaktur merupakan salah satu sektor yang mekanismenya banyak menggunakan peran teknologi. Beberapa transformasi pada revolusi 4.0 diantaranya, kehadiran mesin-mesin uap, listrik, komputerisasi, dan teknologi dalam industri.
"Kehadiran revolusi ini telah banyak membantu aktivitas manusia dari segi kualitas dan efisiensi waktu," ujarnya.
Adopsi teknologi informasi dan komunikasi, beberapa diantaranya seperti Internet of Things (IoT), Cloud Computing, Artificial Intellegence, Mobility, Virtual, Augmented Reality dan Big data menjadi faktor penting yang dapat membawa perubahan di sektor manufaktur.
Untuk itu, selama penyelenggaraan pameran Manufacturing Indonesia 2019, Pamerindo Indonesia memfasilitasi Tech Talk Corner yang diperuntukkan sebagai wadah diskusi seputar teknologi antara regulator, pakar, pelaku bisnis dan industri, serta pengunjung pameran.
Tech Talk atau konferensi teknologi bertema Towards Indonesia 4.0 ini akan membahas tentang peran teknologi baru terhadap transformasi bisnis di sektor manufaktur yang juga menyoroti beberapa tantangan terkait transformasi digital di bidang manufaktur.
"Selain Tech Talk Corner, seluruh partisipan pameran juga dapat mengikuti berbagai seminar yang menghadirkan pembicara-pembicara utama dari industri terkait," tutur Maysia.
Baca juga : Kemenperin Pacu Manufaktur Supaya Lolos INDI 4.0
Memasuki edisi ke-30, total 1.400 perusahaan dari seluruh dunia akan berpartisipasi dalam Manufacturing Indonesia 2019 Series, di area pameran seluas 36.800 meter persegi.
Berbagai perusahaan dari Jepang, Amerika Serikat, Belanda, Brazil, Cina, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Singapura, Swedia, Swiss, Taiwan, Turki, dan Indonesia akan menampilkan produk-produk terbaiknya.
Pameran Manufacturing Indonesia 2019 diselenggarakan bersamaan dengan Machine Tool Indonesia, Tool & Hardware Indonesia, dan Industrial Automation & Logistic Indonesia 2019.
Selain itu, dalam pameran yang sama Pamerindo Inonesia juga akan menghadirkan Subcon Indonesia 2019 atau pameran subconstructor industry di Indonesia.
"kami berharap akan terjalin koneksi dan hubungan yang sangat baik antara produsen mesin dan konsumen di industri-industri terkait, serta tercipta peluang bagi para produsen untuk menunjukkan kualitas produk dan layanannya, terutama di sektor elektronik, listrik, dan otomotif dalam industri manufaktur," pungkas Maysia. (RO/OL-7)
OTOMASI industri di Indonesia belakangan ini semakin berkembang seiring dengan kebutuhan berbagai sektor untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Industri manufaktur dalam negeri masih mengalami tekanan di tengah dinamika ekonomi global dan banjirnya impor produk jadi di pasar domestik.
Data resmi menunjukkan angka kecelakaan kerja yang melibatkan peralatan berat masih jadi perhatian serius.
Inovasi ini hadir sebagai respons terhadap kebutuhan industri atas alat berat yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Batas minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 25% memberikan karpet merah bagi produk-produk impor.
ANGGOTA Komisi VII DPR RI, Ilham Permana menyatakan keprihatinannya anjlonya manufaktur dan risiko serbuan produk impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved