Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Proyek Strategis Perlu Prioritaskan Tingkat Kelayakan

Faustinus Nua
10/11/2019 23:34
Proyek Strategis Perlu Prioritaskan Tingkat Kelayakan
Alat berat keluar dari terowongan kembar Jalan Tol Cisumdawu di Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (8/9)(Antara)

PEMERINTAHAN Joko Widodo diminta untuk menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional. Proyek-proyek strategis seperti infrastruktur bandara, pelabuhan dan kelistrikan merupakan pekerjaan rumah yang tersisa dari periode I.

Direktur Center for Sustainable Infrastructure Development (CSID) Mohamad Ali Berawi mengatakan bahwa yang menjadi permasalahan dalam penyelesaian proyek-proyek strategis nasional adalah keterbatasan anggaran pemerintah. Oleh karena itu pemerintah membutuhkan banyam investor yang bisa menopang pembangunan proyek-proyek tersebut.

Untuk bisa menarik minat investor, menurutnya pemerintah harus membuat prioritas dengan mempertimbangkan tingkat kelayakan proyek-proyek tersebut. Penyelesaian beberapa proyek strategis, lanjutnya perlu memperhatikan nilai tambah sebagai aspek penting untuk menarik banyak investor.

"Untuk dapat meningkatkan kelayakan proyek maka perencanaan proyek mesti bernilai tambah, sehingga mampu menarik berbagai investor dalam satu proyek," kata dia ketika dihubungi di Jakarta (10/11).

Dijelaskannya lebih lanjut bahwa perencanaan dan pembangunan infrastruktur bernilai tambah, mutlak diperlukan. Hal itu guna menghasilkan sistem infrastruktur yang terintegrasi, efisien, aman dan alih teknologi. Proyek infrastruktur bernilai tambah, lanjutnya mesti dapat menghasilkan pendapatan dan manfaat yang optimum (non farebox revenues) yang diharapkan investor.

"Untuk meningkatkan ekonomi, proyek tersebut harus dikerjakan bersama (bundle) dengan pengembangan kawasan, industri, manufaktur, pertanian, perikanan, pertambangan, pariwisata dan sentra-sentra produksi lainnya," imbuhnya.

Dengan demikian, investor yang diundang pun, menurutnya harus beragam. Tidak hanya dari salah satu sektor seperti transportasi, tapi melibatkan investor pengembangan kawasan kota dan perumahan, pariwisata, industri, energi, dan sebagainya dalam satu konsorsium kerja sama. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya