Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PT Asuransi Cigna (Cigna Indonesia) memperkuat kemitraan dengan pialang asuransi untuk memperluas jangkauan pemasaran produk proteksi di Tanah Air.
Cigna ingin melaju cepat di 2020 mendatang, terutama dalam upaya menangkap potensi besar asuransi kesehat-an global.
Produk premium Cigna seperti Global Individual Private Medical Insurance, pesertanya baru sekitar 1% dari total nasabah Cigna yang berjumlah 1,5 juta orang.
President Director & CEO Cigna Indonesia Phil Reynolds meyakini permintaan terhadap produk seperti itu akan meningkat. Hal tersebut melihat dari pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia.
“Kami hadir untuk membantu masyarakat Indonesia meningkatkan kesehatan, ke-sejahteraan, dan ketenangan pikiran. Karena itulah, berbagai cara kami lakukan untuk meningkatkan proteksi bagi masyarakat Indonesia, termasuk menggandeng para pialang asuransi,” ujar Phil Reynolds dalam sebuah seminar dii Jakarta, pekan lalu.
Cigna pernah melansir data ada sekitar Rp155 triliun yang dihabiskan sekitar 1 juta orang Indonesia untuk berobat ke luar negeri.
Phil menilai gap proteksi di Indonesia masih mengkhawatirkan karena baru 3% yang memiliki asuransi. Oleh karena itu, pihaknya giat mendorong literasi keuangan kepada masyarakat.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menuturkan porsi asuransi kesehatan selalu masuk tiga besar dalam industri asuransi di berbagai negara. Karena itu, ia berharap masyarakat Indonesia lebih banyak menggunakan asuransi kesehatan yang bersifat komersial.
Ia tidak menampik potensi masyarakat Indonesia yang ingin mendapatkan produk premium lumayan tinggi.
Ketua Umum Perkumpulan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia Rosa Christiana Ginting memperkirakan potensi pasar proteksi kesehatan global mencapai 20% atau sekitar 53 juta orang di Indonesia.
Cigna optimistis, dengan berbagai jalur distribusi, termasuk menggandeng para pialang atau broker, kinerja perusahaan bisa lebih baik.
Pada kuartal I 2019, GWP dari telemarketing mencapai Rp169,75 miliar. Adapun pendapatan premi bruto dari keagenan Rp19,53 miliar.
Generasi sandwich
Dalam kesempatan terpi-sah, Hanwha Life Insuran-ce Indonesia meluncurkan Hanwha Saving Insurance di Jakarta pada akhir pekan lalu. Produk itu ditujukan bagi generasi sandwich yang yang memiliki risiko pemenuhan finansial untuk orangtua dan anak.
“Setiap keputusan finansial berpengaruh besar terhadap kualitas hidup. Apabila baru merencanakan keuangan pada usia 30-45 tahun, sebaiknya memilih instrumen investasi yang risikonya rendah atau sedang, dengan jangka waktu di bawah 10 tahun,” papar David Yeom, CEO Hanwha Life Insurance Indonesia.
Marketing Hanwha Indonesia, Yuda Juliana, melihat pasar Indonesia akan asuransi jenis ini masih tinggi. Data menyebutkan baru 2 dari 10 orang yang mempersiapkan. “Jadi, pasarnya masih sangat luas, sekitar 80%.” (E-1)
Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukan bahwa produk asuransi jiwa tradisional masih mendominasi pasar dengan kontribusi 65,2% dari total premi.
PT Asuransi Jiwa Taspen (Taspen Life) meraih penghargaan Life Insurance Market Leaders Award 2025 dari Media Asuransi berkat pencapaian finansial dan pertumbuhan kinerja di 2024.
SEPANJANG 2024, pendapatan premi PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) mencapai Rp4,02 triliun atau naik 21,65%.
Program ini merupakan hasil kerja sama antara Home Credit Indonesia dan Qoala, serta tersedia di sejumlah toko mitra seperti Digimap, Digiplus, dan lainnya di berbagai wilayah Indonesia.
Jasa Raharja Jamin Perlindungan untuk Tim Penyelam Evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya
PERUSAHAAN asuransi wajib menjalankan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12 Tahun 2024 Tentang Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Lembaga Jasa Keuangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved