Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
Perusahaan aplikasi Gojek memastikan mulai mengakhiri era ‘bakar uang’. Langkah itu dilakukan agar mampu menjalankan usaha secara sehat dan berkelanjutan sekaligus sebagai langkah awal untuk menjadi perusahaan publik.
“Setiap perusahaan, termasuk para founder Gojek, juga berkeinginan 3-4 tahun mendatang bisa IPO (initial public offering),” kata Vice President Corporate Affair Gojek, Michael Say, di Semarang, Jawa Tengah, kemarin.
Ia memberikan gambaran besarnya uang yang ‘dibakar’ jika setiap trip Gojek memberikan subsidi (bonus) sebesar Rp50 saja, sedangkan setiap bulan ada 100 juta transaksi.
Michael menyatakan berakhirnya era bakar uang itu terkait dengan tekad Gojek untuk menghasilkan laporan keuangan yang ‘hijau’ sebagai syarat untuk IPO. “Agar bisa IPO, mau tidak mau laporan keuangan kan harus ‘hijau’ sehingga tidak mungkin terus ‘bakar uang’,” katanya.
Saat ini aplikasi Gojek diunduh 125 juta pengguna, memiliki lebih dari 300 ribu merchants, dan beroperasi di 207 kota/kabupaten di Indonesia. Perusahaan aplikasi terbesar nomor dua di Asia ini juga berekspansi ke Singapura, Filipina, Vietnam, Thailand.
Michael menyebutkan layanan Gofood tumbuh pesat karena budaya orang Indonesia memang suka makan.
“Transaksi ayam geprek saja sepanjang 2018 ada 2,1 juta, belum martabak dan makanan populer lainnya,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Head Regional Corporate Affair Gojek Wilayah Jateng, Arum K Prasojo, mengatakan dalam menjalankan bisnis agar berkelanjutan Gojek harus memperhatikan pilar (mitra) yang lain karena di dalam eksosistem ada kepentingan pengemudi/pengendara, merchants, pengguna, serta pemerintah.
Pihaknya berkeinginan semua mitra tumbuh berkelanjutan dalam platform super app Gojek untuk pelayanan orang (people), barang (things), dan uang (money).
Rencana matang
Gojek saat ini memasuki era kepemimpinan baru setelah CEO Nadiem Makarim mengundurkan diri dari perusahaan lantaran akan menjadi salah satu menteri dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Chief Corporate Affair Gojek Nila Marita melalui keterangan resmi, kemarin, mengatakan Presiden Gojek Group Andre Soelistyo dan Co-founder Gojek Kevin Aluwi akan menakhodai Gojek. Mereka berbagi tanggung jawab menjalankan perusahaan.
“Kami akan tetap fokus membawa perusahaan ke tahap selanjutnya,” ujar Nila.
Ia mengatakan perusahaan rintisan (startup) yang telah berstatus decacorn itu telah memiliki rencana matang ke depan sekalipun ditinggalkan pendirinya.
Di luar perihal perusahaan, Gojek mengaku bangga karena pemerintah benar-benar mengakui kualitas anak bangsa yang bergerak dari sebuah rintisan.
“Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Visi seorang pendiri startup lokal mendapat pengakuan dan dijadikan contoh untuk pembangunan bangsa,” tandas Nila.
Nadiem telah bertemu Jokowi dan masuk jajaran kabinet baru. Ia pun memastikan sudah mundur sebagai CEO dan tidak lagi memiliki kewenangan atas Gojek.
“Saya sangat senang. Ini kehormatan buat saya bisa bergabung di kabinet. Mengenai posisinya, nanti diumumkan sendiri oleh Pak Presiden (Jokowi),” ucap Nadiem.
Dia menegaskan tidak lagi memiliki kewenangan di perusahaan yang dibesutnya itu. (Ant/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved