Bulan Oktober ditetapkan sebagai Bulan Inklusi Keuangan. Tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) melaksanakan kembali Bulan Inklusi Keuangan yang telah secara rutin dilakukan sejak tahun 2016.
Bulan Inklusi Keuangan juga dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia dengan melibatkan Kantor OJK serta LJK di daerah seperti Padang, Makassar, dan Semarang.
Sebagai acara puncak Bulan Inklusi Keuangan, LJK menginisiasi kegiatan sinergi aksi bersama berbagai industri keuangan melalui kegiatan Financial Expo (FinEXPO) & Sundown Run 2019 selama empat hari, sejak tanggal 17-20 Oktober 2019.
Kegiatan ini tidak hanya didukung oleh OJK akan tetapi pada tahun ini juga turut didukung oleh Bank Indonesia. Adapun tema yang diusung kali ini ialah Sinergi Aksi dalam Mewujudkan Inklusi Keuangan untuk Semua dan Perlindungan Konsumen yang Optimal.
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Tirta Segara, menyebutkan, melalui FinExpo 2019 diharapkan mampu mengakselerasi penambahan rekening maupun penggunaan produk dan layanan jasa keuangan.
"Tentu hal ini perlu disertai dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap produk dan atau layanan jasa keuangan," ujar Tirta dalam sambutannya.
Dalam kegiatan itu dilakukan kampanye atau sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan berbagai produk layanan jasa keuangan termasuk perlindungan konsumen. Tak ketinggalan pula adanya berbagai program insentif yang diberikan dalam acara itu, mulai dari diskon, bonus, reward, cashback, serta berbagai promo dari booth yang tersedia.
Tidak hanya itu, berbagai kegiatan seperti Fin Idol Cilik, Vlog Competition, Journalist Writing Competition serta Sundown run dengan jarak lari 5 kilo dengan rintangan seperti bubble, inflatable balloon dan asap juga sangat menarik perhatian masyarakat untuk mengunjungi FinEXPO & Sundown Run 2019.
Di tahun 2019 ini, LJK yang ikut berpartisipasi dalam FinExpo dapat langsung menjual produknya kepada masyarakat dan konsumen yang hadir.
Keikutsertaan LJK pada gelaran FinExpo kali ini juga meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Kali ini LJK yang berpartisipasi sebanyak 86 LJK termasuk OJK, Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Self Regulatory Organization (SRO), sedangkan tahun lalu hanya diikuti sebanyak 52 LJK.
Peningkatan keikutsertaan LJK itu juga terlihat dari adanya penambahan keterlibatan industri yang berasal dari perbankan, perasuransian, pergadaian, pasar modal, pembiayaan, dana pensiun dan fintech.
Semakin banyak dan bervariasi LJK yang berpartisipasi pada gelaran FinExpo diharapkan turut mendongkrak inklusi keuangan Indonesia.
Upaya OJK untuk memperluas inklusi keuangan sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). Dalam Perpres itu, ditargetkan inklusi keuangan Indonesia pada akhir tahun ini mencapai 75%.
Setelah tiga tahun Perpres tersebut terbit, upaya OJK membuahkan hasil. Pasalnya, Tirta mengaku capaian inklusi keuangan Indonesia pada 2019 telah melampaui target.
"Berdasarkan hasil survei yang baru saja diselesaikan oleh OJK, tetapi angka detailnya masih difinalisasi. Yang pasti target inklusi keuangan sebesar 75% untuk tahun ini sesuai Perpres 2016 telah terlampaui," ungkap Tirta.
Selain itu, Tirta mengatakan, target literasi keuangan sebesar 35% juga berhasil ditembus. Target itu merupakan amanat Presiden melalui Perpres Nomor 50 Tahun 2017.
Meski begitu, ia enggan berpuas diri, sebab saat ini literasi keuangan di Indonesia terbilang rendah meski mengalami peningkatan. Karena, masih ada masyarakat yang belum mengetahui persis jenis hingga risiko dari produk yang dibeli.
Selain memahami soal produk, masalah kewajiban juga sering diabaikan oleh konsumen. "Misalnya, konsumen itu wajib mengecek saldo secara berkala, mengganti password secara berkala, itu kewajiban," jelas Tirta.
Melalui FinExpo, diharapkan tingkat literasi keuangan masyarakat juga meningkat. Selain itu, pengetahuan mendasar soal hak dan kewajiban konsumen juga dapat disalurkan dari sosialisasi oleh LJK yang bergabung dalam acara dimaksud.
"Kami juga melakukan sosialisasi mengenai perlindungan konsumen. Dengan demikian kita semua akan memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memilih dan memanfaatkan produk layanan keuangan," ujar Tirta.
Dalam FinExpo 2019, dicanangkan pula Sinergi Aksi Indonesia Menabung sebagai bentuk implementasi Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung yang diperingati setiap 20 Agustus.
Sinergi aksi ini melibatkan OJK, BI, LPS, dan LJK dalam meningkatkan kepedulian masyarakat tentang pentingnya menabung untuk investasi, perlindungan, dan masa depan.
Sinergi Aksi Indonesia Menabung bertujuan mewujudkan kepemilikan rekening oleh seluruh masyarakat Indonesia antara lain untuk segmen pelajar melalui program kepemilikan rekening oleh seluruh pelajar atau One Student, One Account.
"Kegiatan Bulan Inklusi Keuangan diharapkan mampu mendorong keterbukaan akses keuangan bagi masyarakat. Masyarakat secara terbuka dapat memperoleh informasi terkait produk dan layanan keuangan serta memanfaatkan produk keuangan yang dibutuhkan seperti menabung," papar Nurhaida selaku Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK.
Seirama Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjanarko menyebutkan, dengan Pencanangan Sinergi Aksi Indonesia Menabung, ke depan dimungkinkan biaya pembangunan negara tidak perlu lagi mengandalkan dana dari luar. "Kalau ini sukses dan ini terus bercuan, tentu pembangunan kita tidak perlu banyak bergantung dari luar," ungkap Onny.
Pencanangan Sinergi Aksi Indonesia Menabung dilakukan oleh para Anggota Dewan Komisioner OJK, yaitu Nurhaida, Hoesen, Riswinandi, Ahmad Hidayat, Tirta Segara dan Anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono serta BI yang diwakili Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, serta perwakilan LJK dengan menekan tombol peluncuran sebagai bentuk simbolis. (Mir/S3-25)