Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KONSEP pengembangan berorientasi pendidikan (education oriented development/EOD) kini tengah menjadi tren. Terutama bagi pengembang yang membidik konsumen pembeli hunian untuk ditinggali (end user). Pengembangan berkonsep EOD pada prinsipnya menyediakan fasilitas pendidikan sekaligus hunian layak huni.
"Sekolah atau fasilitas pendidikan adalah kekuatan konsep hunian jika kita ingin menggaet end user," sebut Direktur PT Repower Asia Indonesia, Andy Natanael, di Jakarta, Rabu (18/9).
Andy tak menampik setiap proyek yang dibangun Repower, yang merupakan singkatan dari Real Estate Power, membidik lebih banyak end user ketimbang investor. Di Repower, kata dia, end user harus dominan, perbandingannya dengan investor bisa mencapai 60:40.
Fasilitas pendidikan yang disediakan, lanjut dia, untuk usia sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Lalu, jenis sekolah yang dihadirkan disesuaikan dengan segmen yang disasar di setiap proyek.
"Para konsumen end user atau orang tua, kini mempertimbangkan lokasi sekolah ketika membeli hunian. Segmen ini yang ingin kami bidik," tegas Andy.
Menurut dia, sudah menjadi rumus umum bahwa keinginan para orang tua ialah memberi pendidikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Karena itu, semakin dekat lokasi sekolah dengan kualitas pendidikan yang bermutu, kian mendorong konsumen untuk membeli hunian yang ditawarkan.
"Konsumen tipe ini kebanyakan adalah end user, bukan investor. Walau, tentu saja hunian yang kami bangun dapat juga sekaligus sebagai instrumen investasi," sergahnya.
Andy menjelaskan, bila mayoritas apartemen yang mereka bangun dibeli dan dimiliki oleh investor, dikhawatirkan terjadi penurunan harga di pasar sekunder. Misal, bila 70%-90% unit apartemen dimiliki investor yang semata mencari keuntungan (capital gain), harga di pasar sekunder akan melemah.
"Pada saat bersamaan mereka ingin menjual kembali, pasar kelebihan penawaran. Saat itulah hukum ekonomi muncul, semakin banyak penawaran, harga kian turun. Saat ini, di pasar sekunder harga terpangkas berkisar 30%-40%,” tukas dia.
Di kesempatan berbeda, Presiden Direktur PT Repower Asia Indonesia, Aulia Firdaus mengatakan, kini pihaknya menyiapkan proyek di Jakarta Selatan, Bekasi Timur, dan Tangerang.
Proyek apartemen yang tersebar di tiga lokasi tersebut akan dibangun mulai 2020 dan ditargetkan rampung berkisar 2021 hingga 2023. Segmentasi yang dibidik adalah kalangan menengah dan menengah atas.
"Selain hunian yang nyaman, apartemen tersebut tentu saja ditunjang berbagai fasilitas pendidikan yang berkualitas dan area komersial yang memadai,” jelas Aulia Firdaus.
Dia mengaku, selain fasilitas pendidikan, Repower menghadirkan proyek hunian dengan akses yang mudah.
"Misalnya proyek kami di Tangerang letaknya di tengah kota, tentu saja akses transportasinya sangat bagus. Proyek menjadi kian kuat bila dilengkapi fasilitas pendidikan," ujarnya. (RO/X-12)
Krisis iklim menuntut semua sektor bertindak cepat, termasuk industri properti yang menjadi salah satu penyumbang emisi karbon terbesar.
Program insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) terbukti menjadi penyelamat bagi masyarakat yang ingin mewujudkan mimpi memiliki rumah pertama.
Melalui kerja sama ini, Farmtopia by Dairyland akan mengembangkan lahan seluas 5,5 hektar di dalam kawasan CitraGarden Malang.
ONE Global Capital berencana mengembangkan properti mixed-use mid-rise di Five Dock, kawasan suburban Sydney, Australia.
Synthesis Development dengan bangga meresmikan Baltic Clubhouse sebagai fasilitas eksklusif terbaru di kawasan hunian Synthesis Huis yang terletak di Cijantung, Jakarta Timur.
LAFLO menyalurkan furnitur keluaran Eropa ke hunian-hunian berupa apartemen mewah di Tanah Air. Selain LAFLO, sister company LAFLO, Pita, menyediakan furnitur merek lokal dan China.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved