Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengungkapkan butuh enam bulan guna memulihkan lingkungan yang terdampak tumpahan minyak dari Lapangan YY A-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ).
“Dampak lingkungan harus diantisipasi terus-menerus.
Tidak mungkin selesai dalam waktu satu bulan, dua bulan, tiga bulan, minimum enam bulan. Pasti ada program konservasi dan recovery lingkungan yang terdampak,” kata Susi di Gedung KKP, Jakarta Pusat, Kamis (1/8).
Susi mengatakan dirinya telah memantau lokasi dari tumpahan minyak tersebut. Ia menilai Pertamina telah berupaya menanganinya secara optimal hingga dampak dari tumpahan minyak di laut dan darat kini sudah mulai berkurang.
Namun, harus diakui bahwa dalam penanganannya Pertamina masih menemui sejumlah kendala. Salah satunya ialah keterbatasan stok oil boom untuk menghimpun oil spill yang menyebar.
“Ke depan, dengan jumlah ring yang banyak, kita harus punya stok oil boom lebih banyak,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut minyak yang tumpah telah berkurang banyak jika dibandingkan saat peristiwa terjadi 12 Juli lalu. Kini tumpahan tersisa sekitar 10% jika dibandingkan pada awalnya yang mencapai tiga ribu barel per hari.
“Kami berkomitmen melakukan penanganan sebaik-baiknya atas kejadian di YYA-1,” kata Nicke.
Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu, menambahkan pihaknya telah memasang tujuh lapis proteksi yang telah dikembangkan di area terdampak, mulai area anjungan hingga di daratan Karawang dan Tanjung Bekasi.
Tumpahan minyak yang sudah terkumpul akan dibawa ke pabrik pengolahan limbah milik PT Pertamina Patra Niaga di Karawang. (Ata/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved