Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PEMERINTAH melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) berencana mengalihkan kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) bank-bank yang tidak berkinerja baik ke Bank BTN dan beberapa bank lain yang kehabisan kuota FLPP.
Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PU-Pera Eko D Heripoerwanto menjelaskan, saat ini kuota Bank BTN dan beberapa bank untuk FLPP telah habis. Di sisi lain, ada bank pelaksana yang bertugas menyalurkan dana FLPP tidak bagus performanya.
“Kami akan alihkan kuota FLPP dari bank-bank yang tidak perform itu ke Bank BTN dan beberapa bank lain yang kehabisan kuota FLPP,” kata Eko dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Ukuran sebuah bank tidak perform dalam menyalurkan dana FLPP ialah apabila sepanjang semester pertama 2019 penyalurannya tidak sampai 25%. Diperkirakan ada kuota sekitar 5.000 rumah FLPP yang akan dialihkan ke BTN atau bank lain.
Dalam menyikapi hal itu, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk, Maryono, mengungkapkan perseroannya siap menerima pengalihan kuota FLPP tersebut.
“Kami siap menerima berapa pun dialokasikan karena permintaan memang tinggi dan kuota Bank BTN sudah habis,” terangnya.
Tercatat dari hasil evaluasi kuartal II-2019, dana FLPP yang telah disalurkan kepada masyarakat sebanyak 46.174 unit atau sekitar 67% dari target 68.858 unit.
Dari 39 bank penyalur dana FLPP pada 2019 yang terdiri atas 9 bank umum nasional dan 30 bank pembangunan daerah (BPD), sebanyak 18 bank pelaksana mampu menyalurkan KPR FLPP di atas 50% dari kuota yang diberikan berdasarkan perjanjian kerja sama operasional (PKO).
Pengamat pasar modal, Haryajid Ramelan, melihat keputusan pemerintah mengalihkan alokasi dana itu sangat positif dalam merespons kebutuhan pasar perumahan yang masih banyak dibutuhkan masyarakat. Hal tersebut didukung kinerja BTN yang sangat baik karena ditopang sektor perumahan yang sampai saat ini masih menjadi domain bisnis bank BUMN itu. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved