Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) telah menyalurkan total pinjaman kumulatif sebesar Rp550 miliar kepada 1.000 pinjaman hingga semester pertama tahun 2019.
Pencapaian tersebut, tercatat 45% sudah terealisasi dari yang ditargetkan Akseleran hingga akhir tahun ini sebesar Rp1,2 triliun.
CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan, mengatakan, tren kenaikan pinjaman terus terjadi secara konsisten dimana jika pada kuartal pertama rata-rata pertumbuhan setiap bulannya mencapai Rp40-50 miliar, maka di kuartal kedua naik hingga mencapai Rp70-75 miliar.
Pertumbuhan yang terjadi, kata Ivan, ditopang oleh semakin kuatnya intensifikasi produk yang dijalankan oleh Akseleran selama ini dengan berfokus kepada penyaluran pinjaman produktif kepada para pelaku usaha (UKM) dan seiring dengan tetap positifnya kualitas aset yang dimiliki.
Ia menegaskan, Akseleran tetap fokus pada penguatan intensifikasi produk yang ada, yakni menjalankan jenis pembiayaan tagihan atau invoice financing yang berkontribusi terbesar bagi portofolio pembiayaan Akseleran sebanyak 80%.
Baca juga : Tingkatkan Tren Investasi Online, Akseleran Gandeng IBS
"Produk pembiayaan tagihan lainnya dalam wujud receivable financing bisa dengan menggunakan purchase order atau surat perintah kerja atau kontrak dan selebihnya berasal dari inventory financing, capex financing, serta online merchant,” ujar Ivan dalam keterangannya. Kamis (4/7)
Menurut dia, pihaknya juga tetap menjaga kualitas aset dengan menekan angka kredit (Non Performing Loan/NPL) yang merupakan keterlambatan pembayaran di atas 90 hari tetap di bawah 1%.
“Kami pun optimistis dapat menyalurkan total pinjaman sebesar Rp1,2 triliun kepada lebih dari 2.000 pinjaman dengan jumlah lender yang juga meningkat hingga menjadi 200 ribu di akhir tahun 2019,”ungkap Ivan.
Di samping itu, dia menegaskan, Akseleran juga berupaya untuk meningkatkan porsi pembiayaan melalui skema supply chain pada semester kedua.
Melalui skema ini, terangnya, Akseleran berkolaborasi dengan sejumlah pihak, antara lain anchor corporate atau project owner yang bertindak sebagai payer.
“Dari pihak-pihak tersebut, kita akan terhubung dengan para vendor atau supplier yang bisa mengakses pembiayaan tagihan dan jenis pembiayaan lainnya. Baru sekitar 20% dari pembiayaan Akseleran direalisasikan melalui skema supply chain dan akan kami tingkatkan terus. Contohnya, belum lama ini kami bermitra dengan project owner untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dimana dari kemitraan itu Akseleran dihubungkan dengan sejumlah vendor proyek tersebut,” tambah Ivan. (RO/OL-7)
Melalui integrasi layanan Privy, proses pendaftaran dan persetujuan pinjaman di PinjamanGo kini dapat dilakukan tanpa tatap muka, sepenuhnya secara online.
Akses terhadap fasilitas pembiayaan hunian yang terbatas menjadi salah satu hambatan terbesar dalam penyediaan rumah bagi masyarakat Indonesia
Laju pertumbuhan ini jauh melampaui pertumbuhan kredit perbankan yang hanya mencapai 8,88% secara tahunan dan cenderung terus melambat sepanjang tahun.
Kajian Core Indonesia menunjukkan, pemanfaatan fintech peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) didominasi untuk keperluan usaha.
OJK mencatat adanya peningkatan dalam penyaluran pinjaman melalui layanan fintech peer-to-peer lending (P2P lending) atau pinjaman online (pinjol), serta skema pembiayaan buy now pay later
OJK Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Eko Yunianto menyebut pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending (pinjaman online) pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp1,148 triliun tumbuh 20,97%
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved