Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan harga gabah kering panen di tingkat petani dan harga beras medium di penggilingan, masing-masing turun 0,02% pada Mei 2019.
Kendati demikian, pada Mei 2019, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) menunjukkan daya beli petani semakin meningkat.
Tercatat dari data yang dirilis BPS, NTP bulan tersebut sebesar 102,61 atau naik 0,38% dari NTP April yang hanya 102,23. Kemudian NTUP Mei sebesar 111,94, naik sebesar 0,73% dari April sebesar 111,13.
Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, dari 2.007 transaksi penjualan gabah di 28 provinsi selama Mei 2019, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 72,50%, gabah kering giling (GKG) 11,26%, dan gabah kualitas rendah 16,24%.
"Selama Mei 2019, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.356,00 per kg atau turun 0,02% dan di tingkat penggilingan Rp4.445,00 per kg atau turun 0,01% dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya," kata dia, di kantornya, Senin (10/6).
Baca juga: Musim Kemarau, Hama Ancam Pertanian di Lembang
Rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani adalah Rp5.172,00 per kg atau naik 0,88% dan di tingkat penggilingan Rp5.298,00 per kg atau naik 1,47%.
Harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp4.022,00 per kg atau turun 0,01% dan di tingkat penggilingan Rp4.118,00 per kg atau turun 0,01%.
"Dibandingkan Mei 2018, rata-rata harga pada Mei 2019 di tingkat petani untuk semua kualitas, yaitu GKP, GKG, dan rendah, mengalami penurunan masing-masing 4,36%, 1,80%, dan 6,58%," ujar dia.
Demikian juga di tingkat penggilingan, rata-rata harga pada Mei 2019 dibandingkan dengan Mei 2018 untuk GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah juga mengalami penurunan masing-masing 4,23%,1,40%, dan 6,34%.
Sementara itu, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.462,00 per kg, turun sebesar 0,03% dibandingkan bulan sebelumnya.
Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.143,00 per kg, turun sebesar 0,02%. Sementara rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.953,00 per kg naik sebesar 0,19%.
"Dibandingkan Mei 2018, rata-rata harga beras di penggilingan pada Mei 2019 untuk semua kualitas, yaitu premium, medium, dan rendah, mengalami penurunan masing-masing 0,65%, 0,52%, dan 0,54%," ujar dia.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementerian Pertanian Ketut Kariyasa menjelaskan kenaikan NTP dan NTUP pada Mei 2019 ini didukung kenaikan NTP pada subsektor pertanian.
“Kenaikan NTP Mei 2019 ini banyak ditopang kenaikan NTP subsektor hortikultura sebesar 102,41, naik 1,42%, NTP peternakan 107,71, naik 0,83% dan NTP tanaman perkebunan rakyat 96,02, naik 0,43% dari bulan sebelumnya,” jelas Kariyasa.
Sama halnya dengan NTP, prestasi kenaikan NTUP pada periode tersebut banyak ditopang dari naiknya NTP subsektor hortikultura 114,11, naik 1,72%, NTP peternakan 117,37, naik 1,03%, dan NTP tanaman perkebunan rakyat 106,01, naik sebesar 0,99% dari bulan sebelumnya.
Sementara terkait harga gabah, penurunan harga menjadi bukti ketersediaan cenderung stabil saat bulan Ramadan.
“Khusus Ramadan, kebutuhan masyarakat biasanya meningkat tajam. Karena itu, kami memasang target produksi 20% di atas produksi normal. Dengan begitu ketersediaan pangan tetap terpenuhi,” jelas Kariyasa. (RO/OL-2)
Urban farming juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan. Hasil panen tidak hanya dapat dijual tetapi juga dapat dikonsumsi sendiri.
dampak positif globalisasi terhadap berbagai aspek, mulai dari politik hingga hiburan yang dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat
PPIU Program YESS memberikan fasilitas dan bimbingan kepada generasi muda di perdesaan untuk menjadi wirausahawan dan petani handal do Subang, Jawa Barat.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Presiden Jokowi mengakui, saat ini stok yang ada di Bulog 1,7 juta ton masih harus ditambah lagi sampai akhir tahun, kira-kira 1,5 juta ton.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved