Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Defisit Neraca Dagang April US$2,5 Miliar

Andhika Prasetyo
15/5/2019 14:45
Defisit Neraca Dagang April US$2,5 Miliar
Kepala BPS, Suhariyanto(MI/ADAM DWI )

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat total ekspor pada April 2019 sebesar US$12,6 miliar dan jumlah impor mencapai US$15,10 miliar. Dengan demikian, Indonesia pada bulan keempat mengalami defisit neraca dagang sebesar US$2,5 miliar.

Kepala BPS, Suhariyanto, menyebut laju impor pada April memang lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya US$13,45 miliar. Ada pertumbuhan sebesar 12,25%.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Raih Opini WTP untuk Laporan Keuangan 2018

"Seluruh golongan impor tercatat mengalami kenaikan secara bulanan. Impor barang konsumsi tercatat naik 24,12% karena menjelang persiapan Ramadan. Lalu, impor bahan baku meningkat 12,09% dan barang modal naik 6,78%," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Rabu (15/5).

Kendati demikian, jika dilihat secara tahunan, impor pada April tahun ini lebih rendah 6,58% dari tahun lalu. Pada bulan keempat 2018, total impor mencapai US$16,16 miliar.

"Dibandingkan total impor periode yang sama di 2018, April ini mengalami penurunan. Hal ini menjadi bukti pengendalian impor sudah berjalan baik," tuturnya.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia sejak Januari hingga April tercatat sebesar US$53,20 miliar atau turun 9,39% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$58,72 miliar.

Di sisi impor, secara total empat bulan pertama mencapai US$55,77 miliar. Dengan demikian, defisit neraca perdagangan sepanjang tahun ini sebesar US$2,57 miliar.

Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, mengungkapkan kinerja ekspor menurun lantaran melemahnya volume permintaan dari mitra dagang utama terutama Tiongkok dan india.

"Itu tercermin dari penurunan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur di dua negara tersebut," jelasnya.

Baca juga: Ekspor April Melemah 10,8%

Selain itu, merosotnya ekspor juga dipengaruhi tren penurunan harga komoditas seperti batubara yang secara rata-rata turun 12% secara bulanan. Untungnya, penurunan itu masih diimbangi kenaikan harga minyak kelapa sawit hingga 5% dibandingkan bulan sebelumnya.

"Kalau impor memang naik dalam rangka menjaga pasokan barang konsumsi menjelang Lebaran," tandasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya