Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
BADAN Wakaf Indonesia (BWI) terus berupaya untuk mensosialisasikan Wakaf Produktif di kalangan masyarakat.
Ketua Badan Wakaf Indonesia Mohammad Nuh mengungkapkan, Indonesia memiliki peluang wakaf yang sangat besar.
Berdasarkan World Giving Index oleh Charities Aid Foundation pada Oktober 2018, Indonesia menempati posisi pertama dengan skor 59%. Sebanyak 46% masyarakat Indonesia mau menolong orang asing, 78% senang mendonasikan uang, dan 53% bersedia melungkan waktu untuk menjadi sukarelawan.
"Indonesia penduduknya banyak dan yang Muslim sangat besar, ini peluang yang paling besar untuk berwakaf. Culture dan value kita punya nilai yang luar biasa," kata Mohammad Nuh di Jakarta, Selasa (14/5).
Baca juga : Literasi Wakaf Digencarkan di Kampus dan Sekolah
Diketahui, berdasarkan sensus 2014 populasi Muslim di Indonesia mencapai 87%. Namun, Mohammad Nuh menilai masyarakat Indonesia masih rendah literasi terkait wakaf.
"Kalau wakaf, begitu menerima harta wakaf dari sang wakif (pemberi wakaf) maka ini harus diolah, dikelola dengan baik sehingga ada hasilnya. Hasilnya ini yang kemudian dibagikan ke penerima manfaat," jelasnya.
Hal senada juga diutarakan Ketua Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf Badan Wakaf Indonesia J.E. Robbyantono saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
Robby menilai, seorang pengelola wakaf harus memiliki jiwa bisnis agar dapat mengelola harta wakaf dengan baik.
"Oleh karena itu pengelola wakaf harus entrepreneur, harus punya jiwa bisnis supaya harta wakaf tadi bisa beranak. Kalau bisa beranak maka bisa dibagikan," kata Robby.
Dia mengungkapkan, meski Indonesia punya potensi yang besar, namun ada beberapa tantangan yang menghambat perkembangan wakaf produktif.
Tantangan tersebut yakni minimnya pemahaman terkait wakaf di masyarakat dan belum adanya alternatif instrumen keuangan untuk mengembangkan aset-aset wakaf.
"Rp77 triliun tadi potensi wakaf uang (dalam setahun) cuma pengumpulan kita memang sangat ironis, baru sekitar Rp 185 miliar," tandasnya.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan wakaf produktif, BWI telah bekerjasama dengan Bank Indonesia meluncurkan program Cash Wakaf Linked Sukuk yakni wakaf berupa uang yang kemudian dibelikan sukuk. (OL-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved