Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Impor BBM dan Gas Dibatasi

Atalya puspa
10/5/2019 22:00
Impor BBM dan Gas Dibatasi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution(MI/Panca Syurkani)

PEMERINTAH memastikan akan mulai menekan impor minyak­ dan gas (migas) dengan menggunakan migas olahan dalam negeri guna memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan.    

“Mulai bulan depan, migas terutama avtur dan solar, kita tidak akan impor. Kita mau pakai produk kita di dalam dan diolah di sini,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Sabtu (10/5).

Darmin mengakui salah satu penyebab tingginya defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan I 2019 sebesar 2,6% terhadap PDB ialah impor migas. Oleh karena itu, lanjut dia, penggunaan migas produksi dalam negeri ini akan mampu mengurangi, baik ekspor maupun impor migas dalam waktu dekat.   

“Pertamina sepertinya sudah bisa mengolah crude oil menjadi avtur dan solar sesuai kebutuhan dalam negeri dari segi jumlah dan kualitas,” katanya.

Ia menambahkan upaya ini dilakukan sejalan dengan kebijakan lain untuk meningkatkan ekspor nonmigas yang selama ini belum sepenuhnya membantu penguat­an neraca perdagangan.    

“Ini akan menolong transaksi berjalan, di samping upaya-upaya mendorong ekspor. Jadi, oke memburuk sedikit triwulan I, tapi triwulan berikutnya tidak,” tandas Darmin.   

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan I 2019 sebesar US$7,0 miliar atau 2,6% dari PDB.  Defisit ini lebih rendah dari triwulan sebelumnya US$9,2 miliar atau 3,6% terhadap PDB, tetapi lebih tinggi dari periode sama di  2018 sebesar US$5,19 miliar atau 2,01% dari PDB.    

Neraca transaksi berjalan ini dipengaruhi oleh penurunan impor yang lebih dalam jika dibandingkan dengan ekspor, sejalan dengan pengendalian impor yang dilakukan pemerintah kepada komoditas tertentu.    

Transaksi modal surplus
Transaksi modal dan finansial yang mengalami surplus pada triwulan I 2019 sebesar US$10,1 miliar ikut membantu menekan tingginya defisit neraca transaksi berjalan.

Surplus transaksi modal dan finansial ini didukung oleh masuknya aliran modal asing ke investasi langsung ataupun portofolio karena persepsi positif investor kepada perekonomian Indonesia.    

“Hal itu mencerminkan persepsi positif investor terhadap perekonomian Indonesia,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko dalam keteragan tertulisnya.

Meski demikian, neraca jasa masih mengalami defisit karena adanya penurunan surplus jasa perjalanan seiring­ dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang menurun sesuai pola musiman.

Di sisi lain, ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengatakan pembenahan neraca transaksi berjalan dapat terhambat oleh tingginya tensi perang dagang antara AS dan Tiong­kok.

“Proyeksi neraca transaksi berjalan ke depan dipengaruhi oleh perang dagang AS dan Tiongkok yang dapat memengaruhi kinerja ekspor Indonesia,” kata Satria.

Saat ini AS dan Tiongkok merupakan negara utama ekspor Indonesia dan menyumbang kontribusi  25,87%. Total ekspor nasional.(Ant/E-1)  

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya