Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Menkeu bakal Pertajam Instrumen Fiskal

(Nur/E-2)
02/5/2019 01:30
Menkeu bakal Pertajam Instrumen Fiskal
Menkeu Sri Mulyani Indrawati.( ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani mengatakan pihaknya akan terus mempertajam instrumen fiskal untuk memberikan kemudahan dalam berinvestasi di dalam negeri.

Hal itu disampaikannya saat menanggapi rilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang menyatakan bahwa investasi penanaman modal asing (PMA) pada triwulan I 2019 turun 0,9% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp108,9 triliun menjadi Rp107,9 triliun.

“Jadi apa pun yang muncul dari statistik hari ini tentu akan kita evaluasi. Di Kemenkeu, kita akan terus mempertajam instrumen-instrumen untuk memberikan insentif maupun kemudahan agar investasi bisa berjalan,” kata Sri Mulyani saat ditemui di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (30/4).

Tak hanya itu, sambung dia, pihaknya juga akan bekerja sama dengan kementerian lain dalam rangka meningkatkan daya tarik dan daya saing dari investasi di Indonesia.

Disampaikan Sri Mulyani, penanaman modal asing juga dipengaruhi faktor eksternal. Apalagi, di 2018 tekanan global cukup besar. Hal itu terlihat di sejumlah negara yang mengalami capital outflow.

Kendati demikian, ia tetap optimistis prospek investasi di dalam negeri masih positif. “Untuk FDI, mereka akan melihat kondisi prospek dari regional maupun di Indonesia. Dalam hal ini, kita masih positif, artinya kita masih memiliki pertumbuhan yang prospeknya tinggi, stabilitas dari sisi inflasi terjaga, dan dari sisi indikator makroekonomi yang lain, baik dari moneter maupun fiskal, kita juga jaga secara baik.”  

Menkeu juga mengatakan pihaknya akan menjaga tax ratio, rasio utang, defisit anggaran dan keseimbangan primer dalam menjaga APBN yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

“Karena itu, kebijakan fiskal akan kita jaga, tax ratio-nya akan kita naikkan, tapi kita juga jaga kondisi ekonomi kita,” kata Sri Mulyani.

Untuk tax ratio di 2020, pemerintah menargetkan berada di angka 11,8% hingga 12,3% dari produk domestik bruto (PDB). Adapun defisit anggaran akan dijaga di bawah 3% dari PDB. Untuk pertumbuhan ekonomi pada 2020 ditargetkan berada di kisaran 5,3% hingga 5,6%. (Nur/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya