Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PARA pemimpin bisnis senior Asia Pasifik yang tergabung dalam APEC Business Advisory Council (ABAC), menghadiri pertemuan ABAC II yang diselenggarakan di Jakarta pada 23 April 2019 hingga 26 April 2019.
Dalam pertemuan tersebut, para peserta ABAC berkomitmen untuk terus menjaga Asia Pasifik sebagai pusat ekonomi dunia yang dinamis dan terus meningkatkan integrasi ekonomi.
"Tidak pernah ada waktu yang lebih tepat dalam menunjukan komitmen kami terhadap keterbukaan dan integrasi ekonomi yang lebih dalan. Meskipun dengan berbagai turbulensi global, saat ini kami optimis Asia Pasifik bisa melewatinya," kata Ketua ABAC 2019 Richard von Apen di Shangri La Hotel, Jakarta Pusat, Jumat (26/4).
Richard menyatakan, ABAC berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat Asia Pasifik untuk mencapai potensi yang dimilikinya. Baik itu dengan menghilangkan hambatan investasi barang dan jasa, membangun kapasitas UMKM perempuan, mendukung kemajuan digitalisasi
Anggota ABAC Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani menambahkan, untuk mewujudkan itu semua, ABAC Indonesia memfokuskan agendanya di dalam pertemuan kali ini untuk mendorong peningkatan partisipasi perempuan di dalam ekonomi dan sistem finansial yang inklusif.
"APEC Impact Fund yang merupakan inisiatif Indonesia juga sudah disepakatu untuk terus didorong proses implementasinya. Dan ini akan menjadi PR kita untuk menyempurnakannya bersama UNDP dan meluncurkannya saat pertemuan ABAC IV di Santiago, Chile pada November mendatang," tutur Shinta.
Baca juga: Aliran Modal Asing Diyakini kian Deras
Di kesempatan yang sama, Anggota ABAC Indonesia Kartiko Wiroatmodjo menyatakan ekonomi inklusif juga penting untuk memastikan distribusi yang disebarkan secara merata.
"Oleh karena itu, ABAC Indonesia juga nendorong akses yang lebih luas untuk layanan keuangan seperti tabungan, asuransi pensiun, dan pembayaran non tunai dimana hal tersebut saling melengkapi," tukas Kartiko.
Untuk diketahui, berdasarkan laporan World Bank Global Findex 2017, pada 2017 Indonesia mengalami kemajuan paling pesat dalam mendorong akses inklusi keuangan, yakni dari 20% dari 2011 menjadi 49% pada 2017. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved