Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
BERBAGAI data terkait industri sawit, mulai dari lahan hingga produksi, harus diseragamkan dan dikeluarkan melalui satu pintu yakni Badan Pusat Statistik (BPS).
Hal itu harus dilakukan agar para pengambil keputusan dapat menentukan kebijakan dengan tepat karena sudah memiliki data yang akurat.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami mengungkapkan, saat ini, ada banyak lembaga yang mengeluarkan data berbeda-beda.
Dia mencontohkan luas lahan, yang dicatat Kementerian Pertanian sebesar 14,3 juta hektare (ha). Sementara BPS mencatat hanya 12 juta ha dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengeluarkan angka hingga 20 juta ha.
Dari sisi produksi, pada 2018, Kementan menerbitkan angka sebesar 38 juta ton, sementara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengklaim produksi sampai 42 juta ton.
"Di dalam industri kelapa sawit, sekarang pemahaman yang ada belum seragam karena ada begitu banyak kepentingan. Ini tidak salah, hanya belum seragam saja," ujar Dono dalam acara Pembekalan Journalist Fellowship di Jakarta, Senin (15/4).
Baca juga: Pasokan Berkurang Harga Bawang Fluktuatif
Maka dari itu, mulai saat ini, ucap Dono, akan lebih baik jika data dikeluarkan melalui satu lembaga yang memang memiliki kewenangan dan bertanggung jawab penuh dalam penyediaan data yakni BPS.
"Karena ini kepentingan nasional, narasinya harus seragam, tidak lagi menyangkut kepentingan lembaga masing-masing," tegasnya.
Ia mengungkapkan saat ini pihak-pihak terkait tengah menjalankan konsolidasi data dan diharapkan akan dapat segera dirilis dalam beberapa waktu ke depan.
Dono menilai data-data sawit yang dirilis selama ini mungkin saja terlalu dikecilkan. Hal itu bisa dilihat dari capaian produksi yang terus meningkat setiap tahun, padahal moratorium pembukaan lahan baru sudah dilakukan, peremajaan tanaman pun belum dilaksanakan secara masif.
"Lahan kita ini mungkin jauh lebih besar dari data. Di sini mungkin ada ketidaksesuaian data, sama seperti beras. Hanya saja, kalau beras itu kan overestimasi, sawit ini underestimasi," tuturnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved