Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Stok Menipis, Harga CPO Global Terkerek

MI
04/4/2019 09:25
Stok Menipis, Harga CPO Global Terkerek
VOLUME EKSPOR MINYAK SAWIT: Seorang buruh tani memanen kelapa sawit di Perkebunan PTPN VII Kebun Gedeh, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.(ANTARA/Raisan Al Farisi)

Saat memasuki bulan kedua tahun 2019, harga CPO (minyak kelapa sawit) global bergeliat positif dan menunjukkan kenaikan harga rata-rata bulanan sebesar 5% atau dari US$530,70 per metrik ton di Januari meningkat menjadi US$556,50 per metrik ton. Sepanjang Februari harga CPO global bergerak di kisaran US$542,50 - US$ 572,50 per metrik ton.

Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki), Mukti Sardjono, naiknya harga CPO global ini didorong oleh berkurangnya stok minyak sawit di Indonesia dan Malaysia, dan juga minyak nabati lain di beberapa negara produsen. Kinerja ekspor minyak sawit Indonesia (CPO dan produk turunannya, biodiesel dan oleochemical) di Februari menurun lebih dari 11% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau dari 3,25 juta ton di Januari, tergerus menjadi 2,88 juta ton di Februari. Penurunan volume ekspor ini disebabkan antara lain karena bulan Februari yang lebih pendek daripada bulan Januari. Sementara itu, khusus untuk volume ekspor CPO, PKO dan turunannya saja (tidak termasuk oleochemical dan biodiesel) tercatat menurun hampir 11% juga atau dari 3,1 juta ton di Januari melorot menjadi 2,77 juta ton di Februari.

Baca Juga : Ekspor CPO Merosot pada Februari

Sementara dari total ekspor Februari, terdiri atas CPO 852,30 ribu ton dan sisanya ialah produk turunannya. Negara-negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia, khususnya CPO dan produk turunannya yang merosot signifikan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya ialah Amerika Serikat 48%, Pakistan 41%, Tiongkok 22%, Afrika 16%, dan India 14,5%. Sementara itu, yang melonjak ialah Uni Eropa 27% dan Bangladesh 8%.

Untuk penyerapan di dalam negeri, perluasan mandatori biodiesel 20% (B-20) kepada non-PSO menunjukkan perkembangan yang sangat positif setiap bulannya. Sepanjang Februari, penyerapan biodiesel di dalam negeri mencapai lebih dari 648 ribu ton atau naik 17% jika dibandingkan dengan Januari lalu yang hanya mencapai 552 ribu ton. "Kita berharap uji coba B-30 dapat segera dilaksanakan dan diharapkan mempercepat implementasi program mandatori B-30. Peningkatan penggunaan biodiesel berbasis CPO selain akan meningkatkan penggunaan CPO dalam negeri sekaligus menghemat devisa impor migas," ujar Mukti dalam rilisnya. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya