Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
APARTEMEN kelas menengah menjadi idaman banyak orang. Yang memburu apartemen tersebut ialah kaum milenial. Itu bertujuan untuk menjadi hunian pertama dan mereka yang sudah punya rumah di daerah pinggiran Jakarta, tetapi ingin tinggal di Ibu Kota.
Wakil Sekjen DPP Realestat Indonesia (REI), Bambang Ekajaya, menyebut ketersediaan apartemen yang baru selesai dibangun pada tahun ini untuk kelas menengah cukup tinggi, sekitar 23 ribu di 2019. Sisa yang belum terjual dari angka tersebut masih ada sekitar 20%.
Menurutnya, harga apartemen untuk segmen ini diperkirakan naik sedikit, sebesar 1%-4% saja. Saat ini harga apartemen kelas menengah di kisaran Rp500 juta hingga Rp750 juta atau Rp20 juta per meter persegi.
"Kenaikan relatif stagnan, penyesuaian (harga) karena faktor inflasi," ungkap Bambang.
Harga rata-rata di Jakarta sebenarnya sudah di atas Rp30 juta meter persegi. Namun, dengan suplai yang tinggi ditambah kehadiran transit oriented development (TOD) di mana-mana, lanjutnya, harga yang masuk akal maksimal Rp750 juta.
Baca Juga : Apartemen di Ibu Kota Didominasi Pasar Menengah
Di sisi lain, pasar apartemen untuk tujuan investasi dinilai sekarang mati suri. Apalagi, kata dia, regulasi perpajakan yang ketat membuat orang berduit menahan diri untuk berinvestasi di pasar properti.
"Pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) dan pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 turun dari 5% menjadi 1% berhasil mengangkat pasar end user, tapi tidak untuk investor," ucapnya.
Sebenarnya, imbuh Bambang, jika dibandingkan dengan target pemerintah melalui program Satu Juta Rumah pada 2019 sebesar Rp1,25 juta unit dari target tahun sebelumnya 1 juta unit, kontribusi apartemen masih sangat minim.
Pertimbangan konsumen
Fenomena apartemen untuk pasar menengah yang paling banyak dicari didukung Direktur Property Facilities Management PT Cushman Wakefield Indonesia, Farida Riyadi. Menurutnya, apartemen di DKI Jakarta masih didominasi untuk pasar menengah dengan kisaran harga Rp25 juta sampai Rp35 juta per meter persegi.
"Kalau melihat pasarnya, apartemen dengan harga seperti ini paling banyak diserap pasar," kata Farida, di Jakarta, Rabu (27/3). Meskipun demikian, pasar apartemen dengan kategori mewah dengan harga jual di atas Rp50 juta per meter persegi tetap ada, hanya tidak setinggi apartemen menengah.
Kalau melihat lokasi, pasar apartemen tertinggi masih berada di wilayah Jabodetabek. Hal itu dapat dilihat dari prajual unit tidak jauh berbeda dengan tahun lalu sebesar 56%.
Secara keseluruhan di wilayah Jabodetabek tahun ini, proyeksi pertumbuhan penjualan apartemen, kata Farida, masih bertumbuh 20%. Praktisi properti Ray Rumawas juga membenarkan properti kelas menengah saat ini banyak diminati pasar. "Penjualan apartemen di tempat kami saat ini sudah mencapai 70%," tutur Ray yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Grage Trimitra Usaha, pengembang dari apartemen Izzara Simatupang Jakarta Selatan.
Menurutnya, salah satu yang menjadi pertimbangan konsumen untuk memilih apartemen, yaitu kejelasan waktu apartemen dapat dihuni. Hal lain yang menjadi pertimbangan, yaitu kerja sama dengan bank, terutama untuk memudahkan mendapatkan fasilitas kredit pemilikan apartemen. Lokasinya dekat dengan transportasi umum serta mudah diakses dengan berbagai sarana transportasi juga menjadi pertimbangan konsumen. (S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved