Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
PESAWAT Boeing 737 Max menjadi sorotan setelah mengalami dua kecelakaan fatal hanya dalam rentang waktu lima bulan terakhir. Terakhir pesawat Boeing 737 Max milik Ethiopian Airlines jatuh di Kenya pada hari Minggu (10/2). Hal ini membuat seluruh perusahaan penerbangan yang menggunakan pesawat tipe yang sama merasakan keresahan, tak terkecuali dengan Lion Air.
Maskapai milik Rusdi Kirana ini dikabarkan siap mengalihkan investasinya untuk pembelian pesawat baru dari Boeing ke perusahaan kompetitor, Airbus.
Media asal Singapura, The Strait Times, menyebut bahwa Lion Air Grup mulai mengevaluasi kesepakatan jual-beli dengan Boeing yang nilainya mencapai 22 miliar dolar AS atau Rp313 triliun. Mereka ingin mengalihkannya ke produk single aisle milik Airbus dengan tipe A320 dan varian A321neo yang kapasitasnya lebih besar.
Baca juga: Lion Air Tunda Pemesanan 222 Boeing
Seperti diketahui, Lion Air telah mencapai kesepakatan dengan Boeing untuk membeli pesawat tipe 737 Max dengan total 222 unit. Yang telah didistribusikan 11 unit kepada pihak Lion Air yang satu diantaranya mengalami kecelakaan di perairan Karawang, Oktober 2018 lalu.
Akan tetapi, kabar yang terlanjur beredar ini ditepis oleh Direktur Pelaksana Lion Air Daniel Putut saat ditemui disela-sela konferensi pers dengan Kementerian Perhubungan di Jakarta, Rabu (13/3). Daniel menegaskan belum ada keputusan dari jajaran pemilik dan direksi untuk membatalkan pembelian Boeing 737 Max.
"Jadi lebih tepatnya kami masih melakukan under review, tapi belum sampai keputusan untuk membatalkannya. Tapi hasil KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) nantinya dan adanya kecelakaan di Ethiopia menjadi bahan diskusi lain dengan Boeing," ungkapnya.
Selain itu, Lion Air memilih untuk menahan terlebih dahulu pengiriman empat unit Boeing 737 Max yang dijadwalkan dilakukan pada April mendatang. Pihak Lion Air mengaku masih menunggu laporan menyeluruh dari KNKT pada kecelakaan Lion Air JT-610 tahun lalu.
"Setelah kecelakaan itu (JT 610), kami memang telah berbicara dengan Boeing untuk menunda pengiriman sampai investigasi dari KNKT keluar," tambahnya.
Baca juga: Soal Boeing 737 MAX 8, Jokowi: Keselamatan Penumpang Nomor Satu
Setali tiga uang dengan Lion Air, Garuda Indonesia juga belum mengambil sikap soal kesepakatan jual beli Boeing 737 Max. Maskapai milik negara ini tercatat memesan 50 unit tipe pesawat yang sama dan baru satu unit yang didistribusikan.
"Kami belum bisa banyak berkomentar soal itu karena ini masih menjadi diskusi internal bagi kami. Maka kami masih menunggu investigasi FAA (Otoritas Penerbangan Amerika Serikat), KNKT, dan Dirjen (Direktorat Jenderal Perhubungan Udara) ini arahannya apa," jelas Direktur Teknik Garuda Indonesia, I Wayan Susena. (OL-6)
Tiongkok mengatakan pada Kamis (25/1) bahwa pihaknya telah memberikan izin kepada Boeing untuk melanjutkan pengiriman 737 MAX 8 kepada pelanggan lokal.
Forker dituduh memberikan FAA informasi yang salah, tidak akurat dan tidak lengkap tentang bagian baru dari kontrol penerbangan untuk pesawat 737 Max.
Forkner juga dituding berkonspirasi melawan para konsumen Boeing yang membeli Boeing 737 Max karena tidak memberikan informasi kritis.
Setiap pilot harus menyelesaikan program pelatihan yang komprehensif, yang mencakup pembelajaran berbasis komputer serta pelatihan simulator
Maskapai secara sukarela menghentikan aktivitas pesawat mereka sambil menunggu arahan dari Boeing.
Sejumlah maskapai kembali mengandangkan pesawat 737 Max setelah terungkap adanya masalah kelistrikan pada pesawat itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved