Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PERLAMBATAN pertumbuhan ekonomi global menjadi salah satu fokus utama pasar di 2019 dan kembali mengemuka di awal Maret ini. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia menyebut pertumbuhan ekonomi global tahun ini memang akan melambat.
"Hal ini wajar terjadi, mengingat dampak pendorong pertumbuhan dari reformasi pajak Amerika Serikat tahun lalu akan mulai berkurang," ujar ujar Senior Portfolio Manager-Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma, melalui rilis yang diterima, Rabu (13/3).
Selain itu, ketidakpastian perang dagang dan tren kenaikan suku bunga global tahun lalu juga menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini menjadi kejutan bagi pasar di tahun 2018 yang menyebabkan pasar secara global mengalami koreksi.
Baca juga: AS-Tiongkok Bersiap Akhiri Perang Dagang
Tetapi, saat ini, pasar telah menyesuaikan ekspektasinya sehingga risiko kejutan negatif bagi pasar tidak sebesar tahun lalu. Kemudian, di saat ekspektasi sudah terlalu rendah, probabilitas terjadinya kejutan baik akan lebih besar dari berita buruk.
"Sebagai contoh saja, pertumbuhan PDB AS di kuartal IV/ 2018 tercatat sebesar 2,6%, lebih baik dari ekspektasi konsensus di level 2,2%," ungkap Samuel.
Faktor yang dapat mengubah ekspektasi pertumbuhan PDB Global yakni segala faktor yang dapat mendukung perdagangan bebas, mengurangi tarif dagang dan meningkatkan perdagangan global dapat menjadi katalis positif bagi outlook ekonomi global.
Oleh karena itu, hasil negosiasi dagang AS dengan Tiongkok yang positif dapat menjadi sentimen positif bagi pasar. Selain itu, negosiasi Brexit yang lancar dengan proses keluarnya UK dari Uni Eropa secara gradual juga akan menjadi hasil yang disukai oleh pasar.(OL-5)
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Situasi global yang masih dan kian tak menentu patut diwaspadai. Perkembangan dari ekonomi dunia dan konflik Timur Tengah Iran vs Israel dinilai dapat memberi dampak ke perekonomian Indonesia.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan defisit sebesar Rp21 triliun, setara 0,09% dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Mei 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved