Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
SELAIN sebagai tempat beristirahat, rest area di jalan tol diharapkan bisa berfungsi sebagai destinasi wisata sekaligus memberi ruang bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan mengah (UMKM). Hal itu akan terlihat di rest area Km 456 di jalur Tol Semarang-Solo, Jawa Tengah, jika pembangunnnya rampung pada 2021.
Hal itu ditegaskan Direktur Astra Internasional Tbk Bambang Widjanarko Santoso selaku pengelola ruas tol itu. Menurutnya, di rest area seluas 3 hektare itu bakal menyerap 70% pelaku UMKM. “Rest area ini mulai arisitektur dan lokasi dipastikan unik karena mengusung tema Jawa Tengahan dan tempatnya sangat indah. Selain itu, saya membuat rest area ini selain sebagai destinasi untuk beristirahat juga untuk berwisata,” terangnya saat acara groundbreaking rest area bernama Resta Pendopo Km 456 di Tol Semarang-Solo, kemarin.
Resta Pendopo 456 ini akan dibangun dengan dua tahap. Pertama, pembangunan 5 gedung berikut fasilitas pendukung yang ditargetkan rampung akhir tahun ini. Berikutnya pembangunan tempat pengisian bahan bakar yang ditargetkan selesai di 2020. “Dengan begitu, awal 2021 seluruh fasilitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seluruhnya sudah tersedia,” ujar Bambang.
Ia mengatakan gedung-gedung yang akan dibangun dihubungkan dengan sky bridge dan menggambarkan 5 gunung di Jawa Tengah, yakni Sindoro, Sumbing, Ungaran, Merapi, dan Merbabu. Di dalam pendoponya diisi produk UMKM, seperti batik, makanan, dan musik yang seluruhnya khas Jawa Tengah. “Saya sangat tertarik membuka gerai di rest area ini. Saya dapat info dinas provinsi dan baru dihubungi pihak Astra, langsung saya ikut,” terang pengusaha batik lukis Yani Mariyanto, 52, saat menjajakan contoh produk batik lukisnya dengan merek dagang Nasrafa.
Menurut Bambang, pihaknya akan membimbing para pengusaha UMKM untuk meningkatkan kualitas pengemasan, pemasaran, hingga pelayanan. Dengan begitu, produk yang dihasilkan tak sekedar memiliki kekhasan budaya, tapi juga berdaya saing. (Cah/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved