Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
TIGA negara, yaitu Indonesia, Thailand, dan Malaysia, bersepakat untuk mengurangi ekspor karet dalam tiga bulan mendatang guna mendongkrak harga karet alam.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dalam tiga bulan mendatang ekspor sekitar 200 ribu hingga 300 ribu ton karet alam dari ketiga negara itu akan dikurangi.
Pengurangan kuota ekspor merupakan langkah jangka pendek yang disepakati tiga negara penghasil karet dunia dalam pertemuan Special Ministerial Committee Meeting of the International Tripartite Rubber Council (ITRC) di Bangkok, Thailand, pekan lalu.
“Hasil dari pertemuan ITRC yang lalu memiliki tiga pilar, yakni jangka pendek melalui pengaturan ekspor dari mekanisme agreed export tonnage scheme (AETS), dilanjutkan kebijakan jangka menengah dengan memaksimalkan penggunaan karet dalam negeri melalui demand promotion scheme (DPS), dan jangka panjang melalui peremajaan karet alam melalui supply management scheme (SMS). Dengan implementasi ketiga kebijakan ini secara konsisten, maka harga diharapkan dapat naik di pasaran,” ungkap Darmin di kantornya, Jakarta, kemarin.
Darmin menegaskan kembali pentingnya implementasi AETS sebagai instrumen yang efektif menyelesaikan persoalan ketidakseimbangan stok di pasar global. Implementasi AETS perlu dilanjutkan dengan mekanisme DPS guna meningkatkan konsumsi domestik secara signifi kan di negara masing-masing.
Di Indonesia, utilisasi karet alam terdapat pada proyek-proyek infrastruktur, seperti jalan provinsi dan kabupaten yang tersebar di seluruh negeri, damper jalur rel, pemisah jalan, bantalan jembatan, dan vulkanisir ban. Adapun Thailand telah menerapkan operasi pasar strategis melalui enam pasar fi sik karet yang kemudian mampu memperbaiki harga karet alam di pasar domestiknya. Dengan operasi tersebut, volume perdagangan karet alam Thailand di 2018 meningkat sebesar 105.600 MT atau senilai total US$225 juta.
Adapun Malaysia akan meneruskan proyek jalan berlapis karet. Pemerintah Malaysia sudah menyetujui anggaran sebesar MYR100 juta untuk pembangunan dan perawatan jalan yang menggunakan aspal yang dimodifi kasi dari karet pada area pelabuhan dan industrinya. Para menteri di tiga negara itu jug berkomitmen melanjutkan dan memperbaiki implementasi manajemen suplai atau SMS. Skema tersebut berperan penting dalam pencapaian titik keseimbangan antara supply dan demand karet alam dengan mengakselerasi penanaman kembali (replanting) karet alam.
Di sisi lian, Menteri Perhubungan Budi Karya menjelaskan pemanfaatan bahan karet untuk jangka panjang seyogianya diinisiasi pabrik-pabrik di Indonesia.
“Contoh paling besar ialah buat pabrik vulkanisir di Indonesia. Tapi itu butuh waktu, minimal enam bulan. Kemudian pembuatan pembatas jalan. Satu per satu kami bahas yang ada hubungannya dengan perhubungan,” ujarnya.
Budi Karya menjelaskan sektor transportasi membutuhkan bahan baku karet alam sebanyak 460 ribu ton per tahun untuk ban kendaraan bermotor, 110 ribu per tahun untuk ban vulkanisir, dan total butuh 1.225.615 kilogram per 5 tahun untuk bantalan kereta api. (E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved