Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Ada Kemungkinan Deflasi di Februari

MI
25/2/2019 10:00
Ada Kemungkinan Deflasi di Februari
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo(ANTARA/Sigid Kurniawan)

STABILITAS harga-harga terkendali pada Februari ini. Bahkan, di beberapa komoditas terjadi penurunan harga yang menyebabkan terjadi potensi deflasi pada bulan ini.

Hasil survei pemantauan harga Bank Indonesia pada minggu ke-3 Februari 2019 bersama 46 kantor perwakilan Bank Indonesia di daerah memprediksi akan terjadi deflasi atau -0,07% secara month to month, dan total inflasi sebesar 2,58% pada Februari 2019 secara Yoy.

Sebelumnya realisasi inflasi bulan Januari tercatat 0,32% month to month dan 2,82% secara tahunan (year on year).

"Ini menujukkan harga-harga tetep terkendali, survei pemantauan harga sampai minggu ketiga. Jadi ini lebih rendah dari realisasi inflasi Januari," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Kompleks Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia, Jakarta, akhir pekan lalu.

Hampir semua harga, kata Perry, terkendali dan mengalami penurunan. Deflasi tercatat di sejumlah harga pangan seperti cabai merah deflasi 0,07%, harga bawang merah deflasi 0,06%, harga telur ayam ras -0,05% dan sejumlah komoditas lainnya, harga cabai rawit juga -0,02%. Deflasi juga terjadi pada harga daging ayam ras.

"Harga bahan bakar juga diperkirakan deflasi 0,07% khususnya untuk bahan bakar non subsidi sebab harga minyak dunia turun," tandas Perry.

Sebagai informasi, memasuki Februari Pertamina dan sejumlah operator SPBU mengumumkan penurunan harga bahan bakar. Bahkan untuk premium, terjadi penurunan Rp100 per liter akibat kebijakan pemerintah menyamakan harga jual premium di Jawa Bali dengan daerah di luar Jawa Bali.

Inflasi yang terkendali, membuat perekonomian dapa tumbuh dengan sehat. Bayang-bayang kenaikan suku bunga dapat dihilangkan karena imbal hasil riil yakni selisih antara bunga dan inflasi menunjukan arah yang tetap atau bahkan cenderung menurun.

Suku bunga yang stabil akan membantu dunia usaha memproyeksikan kebutuhan pembiayaannya sehingga ekonomi lebih kencang bergerak.(Try/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya