Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PT Bank Mandiri (persero) Tbk mencatat pertumbuhan kredit infrastruktur khususnya pembiayaan pembangunan jalan tol sepanjang 2018 mencapai Rp15,9 triliun.
Capaian tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp8,4 triliun.
“Per 31 Desember 2018 outstanding kami Rp15,9 triliun. Naik signifikan,” kata Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Yusak LS Silalahi dalam sebuah diskusi di Jakarta, kemarin.
Dari jumlah itu, ia menjelaskan sebagian besar disalurkan untuk pembangunan Tol Trans-Jawa, yakni sekitar 60%-70%. Sisanya untuk membantu pembangunan beberapa ruas Tol Trans-Sumatra dan Tol Balikpapan-Samarinda di Kalimantan.
Yusak menyampaikan penyaluran kredit merupakan salah satu bentuk implementasi dukungan kepada BUMN lain yang menggarap proyek strategis nasional di sektor infrastruktur.
Saat ini, menurut dia, proyek infrastruktur Tol Trans-Jawa masih menyisakan ruas Probolinggo hingga Banyuwangi (Probowangi). Permasalahnnya masih pada pembebasan lahan.
Untuk itu, Bank Mandiri beserta beberapa bank lain juga mendukung pembiayaan pembebasan talangan tanah untuk tol Probowangi.
Dalam sindikasi dana talangan tanah itu mereka mengambil porsi Rp1 triliun.
Pada kesempatan sama, Head of Corporate Finance PT Jasa Marga (persero) Tbk Eka Setya Adrianto menegaskan jalur tol merupakan salah satu opsi bagi perusahaan logistik untuk memangkas waktu tempuh.
Dia tetap melihat tersambungnya tol dari Merak hingga Surabaya berdampak pada penurunan waktu tempuh yang signifikan.
“Jadi itu pilihan, kalau mereka merasa mahal, lewat luar, tapi kalau merasa advantage (untung), lewat dalam (tol). (Lewat tol) Bisa bolak-balik lebih cepat karena pengurangan time travel (waktu perjalanan) sehingga jasa logistik tetap untung,” terang Eka saat menanggapi keluhan pengusaha logistik terhadap mahalnya tarif Tol Trans-Jawa belum lama ini. (Try/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved