Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
INDUK holding industri pertambangan PT Inalum (Persero) menegaskan pembiayaan untuk meningkatkan kepemilikan perusahaan di PT Freeport Indonesia (PTFI) dari 9,36% menjadi 51,2% dilakukan tanpa menggadaikan aset apapun.
Strategi menjadikan Inalum sebagai pemilik mayoritas tambang terbesar itu menggunakan obligasi global senilai US$4 miliar, terdiri dari US$3,85 miliar atau Rp55 triliun untuk pembayaran saham PTFI dan sisa US$150 juta untuk refinancing.
"Jangan termakan hoaks. Tidak ada aset atau saham yang kita gadaikan dalam penerbitan tersebut. Mengapa bisa tanpa jaminan? Karena investor global percaya akan kinerja Inalum dan prospek bisnis PTFI," ungkap Kepala Komunikasi Korporat dan Hubungan Antar Lembaga Inalum Rendi A Witular, Minggu (23/12)
Obligasi global Inalum terdiri dari dari empat seri dengan masa tersingkat 3 tahun dan paling lama 30 tahun, dengan tingkat kupon rata-rata sebesar 5.991%.
BNP Paribas dari Perancis, Citigroup dari Amerika Serikat dan MUFG dari Jepang menjadi koordinator underwriter dalam penerbitan obligasi tersebut. Adapun CIMB dan Maybank dari Malaysia, SMBC Nikko dari Jepang dan Standard Chartered Bank dari Inggris sebagai mitra underwriter.
Untuk penerbitan Global Bond itu, Inalum mendapatkan rating Baa2 dari Moody’s dan BBB- dari Fitch. Bond tersebut telah terdaftar di Singapore Exchange Securities.
Langkah penerbitan obligasi itu dinilai lebih kompetitif dan stabil ketimbang pinjaman dari sindikasi perbankan asing. Jika lewat perbankan akan ada risiko suku bunga yang dapat melonjak di saat ketidakpastian ekonomi global, dan juga untuk jangka panjang biasanya bank meminta jaminan.
"Mengapa tidak mengambil pembiayaan dari dalam negeri? Karena kita tidak ingin ada uang yang keluar dari Indonesia dan mengakibatkan terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah. Ini kan uangnya dari Jepang, Singapura, Amerika, dan Eropa yang ditransfer ke negara lain," terang Rendi.
Rendi juga menjelaskan jika Inalum mempunyai kemampuan yang kuat untuk membayar.
“Kita keluar Rp 55 triliun untuk membeli tambang PTFI dengan kekayaan senilai 2.400 triliun hingga 2041. Setelah 2022, laba bersih PTFI diproyeksikan sebesar Rp29 triliun per tahun berdasarkan asumsi yang sangat konservatif,” kata Rendi. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved