Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
PT Hutama Karya (Persero) dituding menunggak utang berbentuk obligasi sudah selama 20 tahun. Nilainya mencapai puluhan miliar rupiah.
Hal itu dikatakan mantan pialang Nathaniel Tanaya yang mengaku punya piutang tersebut. Ia mengungkapkan kronologi hak tagih obligasi miliknya senilai Rp11 miliar di Hutama Karya. Pada 1999, dia memutuskan membeli surat utang perseroan senilai Rp11 miliar. Namun, ia dikejutkan ketika tiba-tiba namanya dihapuskan dari daftar pemilik obligasi saat perusahaan terpuruk pada awal 2000-an.
"Memang saat itu kondisi perusahaan sedang jatuh. Ibaratnya sedang tidak ada uang. Tapi tidak seharusnya nama saya jadi hilang, ini sangat tidak masuk akal," ungkap Nathaniel, kemarin.
Nathaniel berulangkali menanyakan kepada manajemen BUMN tersebut tentang nasib duitnya itu. Namun, tak ada jawaban yang bisa memuaskannya. Alasanya, ada direksi lama yang 'bermain' sehingga namanya dihilangkan.
"Itu semakin aneh. Masak ganti direksi kemudian uang debitur dihilangkan begitu saja. Ibaratnya ini ada uang kertas, kemudian ada pergantian gubernur BI, lalu uang yang lama tidak terpakai. Logika yang mereka berikan sangat aneh," ungkapnya.
Hampir 20 tahun berlalu, kini Hutama Karya telah tumbuh kembali menjadi perusahaan besar dengan proyeknya yang mencapai triliunan rupiah.
"Mungkin bisa dipahami kalau dulu mereka tidak punya uang untuk membayar. Tapi sekarang mereka sudah kaya, proyeknya puluhan triliun rupiah. Apa susahnya membayarkan hak saya yang cuma segitu. Saya kira hal kecil buat mereka. Cuma dibutuhkan niat baik saja," tuturnya lagi.
Nathaniel memastikan memiliki bukti kuat atas piutangnya itu berupa dokumen dan surat obligasi.
"Saya memiliki bukti kuat jika perusahaan milik negara itu berhutang kepada saya. Bahkan mereka juga mengakui dokumen yang saya miliki ini asli," tuturnya. Ia akan berjuang sampai kapan pun untuk mendapatkan haknya itu. (O-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved