Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Tambal Defisit Industri Manufaktur dan Layanan Jasa

Fetry Wuryasti
12/12/2018 22:55
Tambal Defisit Industri Manufaktur dan Layanan Jasa
(MI/Susanto)

SECARA keseluruhan tekanan ekonomi Indonesia di tahun 2019 tidak seperti tahun 2018 ini, meski risiko ketidakpastian masih tinggi.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan mengatakan untuk memanfaatkan momentum jangka panjang yang bisa dilakukan pemerintah agar ekonomi Indonesia lebih punya daya tahan, yaitu mempersempit defisit transaksi berjalan. Selain itu dengan memperbaiki industri-industri tengah atau pengolahan.

Sebab yang membuat sentimen investor menjadi agak negatif dan berakibat outflow, terutama pada neraca pembayaran. Implikasinya juga kepada jangka panjang secara struktural. Defisit transaksi berjalan dari tahun ke tahun karena dominasi impor raw material.

Ini cerminan dari situasi industri manufaktur dengan tidak berkembangnya sektor processing barang-barang intermediate untuk menghasilkan barang jadi.

Investasi asing yang masuk (FDI) juga lebih banyak untuk keperluan konsumsi dan melihat pada size market. Secara jangka panjang pola ini harus ditekan. 

"Termasuk perlunya menggunakan konsep global value chain. Karena dalam keadaan sekarang memang tidak terlepas dalam impor, asal ekspornya jauh lebih besar. Ini harus dikembangkan. Bukan sekadar subsitusi impor," ujar Anton dalam acara Outlook Economy 2019 di Jakarta, Rabu (12/12).

Kemudian dari sisi neraca berjalan, sektor jasa juga harus bisa didorong, terutama terkait pengangkutan logistik, juga pariwisata. 

"Shipping industri menjadi salah satu yang penting termasuk di dalamnya kapal, pengaturan lalu lintasnya. Juga pariwisata yang sedang digenjot dengan memperpanjang masa tinggal turis di Indonesia," jelas Anton.

Dari sisi primary income memang tidak terlepas dari masalah inflow kepemilikan asing di dalam FDI. Bagaimana menciptakan sistem agar imbal hasil menarik untuk reinvestasikan.

Kemudian secondary income, bagaimana menggenjot transfer uang yang selama ini banyak masuknya hanya dari TKI yang kahliannya rendah sehingga pendapatannya tidak besar.

"Remitasi harus ditingkatkan  dengan meningkatkan keahlian TKI ke dalam kelompok layanan dengan skill lebih tinggi untuk bisa dapat penghasilan lebih tinggi," tukas Anton. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya