CYRONIUM, bitcoin asal Indonesia, merupakan salah satu dari sedikit mata uang kripto (cryptocurrency) di dunia yang mampu menjaga stabilitas harganya di tengah gelombang penurunan harga yang terjadi di November 2018.
Berbeda dengan bitcoin yang harganya turun lebih dari 80% dari titik tertingginya, harga Cyronium hingga saat ini selalu berada di atas harga penjualan perdananya.
Cyronium pertama kali dirilis dengan harga presale senilai Rp25 juta per CYRO (satuan mata uang Cyronium). Hingga awal Desember 2018, harga Cyronium stabil bergerak di kisaran Rp29 juta hingga Rp31 juta per CYRO.
Stabilnya harga mata uang kripto asal Indonesia ini membawa dampak positif pada para token holder (pemilik token Cyronium), terutama yang melakukan pembelian di harga presale. Nilai Cyronium yang mereka miliki naik di kisaran 20-24% dari harga pembelian saat pertama kali dirilis di pasar.
Tak hanya itu, mereka juga akan menerima CYRO rewards, imbal hasil yang diterima dari program Cyronium untuk menaikkan omzet bulanan puluhan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia.
“Saat ini sudah ada lebih dari 18 ribu member Cyronium. Lebih dari 95% ikut menikmati dampak positif kenaikan harga Cyronium, yang lebih tinggi dari harga beli. Tak hanya itu, jumlah member yang meraih keuntungan dari jual-beli jangka pendek di exchanger Cyronium juga cukup tinggi,” ungkap Alfan Wahyu Ilham Robbani, CEO Cyronium, di Jakarta, Senin (3/12).
Cyronium ialah mata uang kripto yang diciptakan dan diluncurkan di Indonesia. Aset digital ini dibuat dengan jenis teknologi blockchain, teknologi yang sama dengan bitcoin dan ethereum. Mata uang kripto ini juga berperan sebagai platform scale-up UKM.
Selain dari selisih harga beli dan jual, pemilik Cyronium juga memperoleh keuntungan berupa CYRO rewards yang dibagikan tiap enam bulan sekali. (RO/OL-1)