Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
SEBANYAK 96 orang insinyur muda yang juga berstatus sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) diberangkatkan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menjadi tenaga pendamping masyarakat.
Mereka ditugasi untuk membantu membangun kembali rumah warga yang rusak akibat gempa bumi.
Dengan tambahan 96 tenaga baru, kini, total insinyur muda Kementerian PU-Pera yang telah membantu rekonstruksi hunian akibat bencana di NTB tercatat sebanyak 496 orang.
Sebelumnya Kementerian PU-Pera mengirimkan 400 CPNS secara bertahap pada Agustus silam.
"Program ini dilakukan untuk percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah korban gempa di NTB. Angkatan ketiga yang terdiri atas 57 perempuan dan 39 laki-laki itu dikirim untuk memperkuat dan mempercepat pembangunan rumah tahan gempa, baik Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat ), Rika (Rumah Instan Kayu), maupun Riko (Rumah Instan Konvensional),” ujar Basuki melalui keterangan resmi, Rabu (14/11).
Baca juga: Komunitas Kita untuk Lombok Galang Dana Paket Pendidikan
Ia pun berpesan kepada para insinyur muda yang bertugas sebagai tenaga pendamping untuk dapat menjaga komunikasi dan kerjasama yang baik dengan masyarakat.
Sebelum diterjunkan mendampingi masyarakat, para insinyur muda itu diberikan pelatihan selama dua hari terkait pembuatan dan perakitan RISHA, program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman berbasis Komunitas serta Socio Engineering.
“Komunikasi yang baik dengan masyarakat dalam membangun rumah yang tahan gempa sesuai prinsip build back better. Selalu jaga kredibilitas dan integritas dalam mendampingi masyarakat. Selain itu juga harus menjaga sopan santun dan selalu kompak,” tuturnya.
Tugas tenaga pendamping menjadi bagian penting dari Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Kota Mataram dan wilayah Terdampak di NTB.
“Ini merupakan tugas khusus yang tidak akan dialami oleh semua PNS. Tugas lapangan seperti ini akan membentuk karakter Saudara sekalian ke depan dalam bekerja. Manfaatnya mungkin baru akan dirasakan dalam 10 tahun lagi,” ucap Basuki.
Terkait rekonstruksi, dari tiga pilihan rumah tahan gempa yang ada, RISHA menjadi model yang paling banyak dipilih warga.
Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PU-Pera Danis Sumadilaga menyatakan bahwa dari sekitar 75.000 rumah warga yang telah teridentifikasi rusak berat, sebanyak 40% atau 30.000 unit ingin kembali dibangun dengan teknologi Risha.
“Jika kita harus selesaikan 30.000 dalam waktu 6 bulan, berati dalam 1 bulan harus siap sekitar 5 ribu, artinya dalam 1 hari dibutuhkan 100 hingga 200 unit. Sementara produksi materialnya saat ini baru bisa mencukupi sekitar 30-40 perhari. Untuk itu perlu peningkatan produksi yang melibatkan BUMN,” ujar Danis. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved