Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
MASYARAKAT yang memiliki asuransi di Indonesia masih minim. Dewan Asuransi Indonesia (DAI) mengungkapkan, hanya 1,7% dari jumlah penduduk 265 juta jiwa yang memiliki asuransi.
Ketua DAI Dadang Sukresna mengatakan, penetrasi asuransi di Indonesia juga masih sangat kecil, hanya 6%-7%.
Selain itu, berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 2017, indeks literasi asuransi di Indonesia baru mencapai 15,76%. Angka ini turun dari survei 2013 lalu di angka 17,84%. Sementara tingkat utilitas mencapai 12,08%, tidak berubah jauh dari survei 2013 di angka 11,81%.
"Terjemahan dari data tersebut, dari 100 orang Indonesia hanya 15 sampai 16 orang yang mengenal lembaga jasa keuangan asuransi. Sementara hanya ada 12 orang yang sudah menggunakan jasa asuransi," kata Dadang di Menara Kuningan, Jakarta, Kamis (18/10).
Ia menduga masyarakat Indonesia yang masih tergolong berpendapatan rendah membuat mereka berat mengalokasikan pendapatan untuk asuransi.
Maka dari itu, untuk meningkatkan penetrasi, literasi, dan inklusi tersebut, DAI menggelar kegiatan Insurance Day. Dalam kegiatan ini, DAI akan menyasar generasi milenial agar bisa paham dengan produk-produk asuransi.
"Kami ingin menggambarkan tujuan bersama industri asuransi Indonesia, untuk dapat meningkatkan pemahaman asuransi, khususnya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, dalam mendorong ketersediaan akses dan layanan keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia," imbuh dia.
Untuk diketahui, Insurance day 2018 dipusatkan di Kota Bandung, Jawa Barat, dengan serangkaian kegiatan seperti eksibisi, CSR, dan jalan santai. Selain itu pelaksanaan Insurance Day juga dilaksanakan di beberapa kota lainnya antara lain, Medan, Palembang, Jawa Tengah, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Banjarmasin, Makassar, Manado dan Jayapura. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved